Analisis Wacana Kritis dalam Doa Muhammad Syafi'i pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR RI Tahun Sidang 2016-2017
Isi Artikel Utama
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembentukan opini dan sindiran dalam doa yang disampaikan oleh H.R. Muhammad Syafi'i pada Sidang Pertama Masa Persidangan tahun 2016/2017 di gedung DPR/MPR pada tanggal 16 Agustus 2016. Data penelitian ini diperoleh dari hasil rekaman doa tersebut. Rekaman tersebut kemudian dibuat transkripsinya untuk memudahkan proses analisis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis wacana kritis yang terdiri dari tiga tahap, yaitu deskripsi, interpretasi, dan eksplanasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam doa tersebut terdapat pembentukan opini yang dilakukan oleh H.R. Muhammad Syafi'i terutama dalam penggunaan kata ganti kami dan mereka. Selain itu juga ditemukan bahwa dalam doa tersebut terdapat sindiran-sindiran terhadap beberapa aspek, yaitu dalam bidang kehidupan politik, hukum, kejahatan, ekonomi, pertahanan dan keamanan, kehidupan berbangsa dan bernegara, dan ketenagakerjaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa doa yang disampaikan oleh H.R. Muhammad Syafi'i tersebut memiliki tujuan tertentu, yaitu sengaja melakukan pembentukan opini dan memberikan sindiran kepada pemerintah
Rincian Artikel
Jurnal IPTEK-KOM menggunakan kebijakan akses terbuka. Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).
Referensi
Ayuningtias, D.I., dan Hartanto, Erika.C.S. “Pidato Politik di Indonesia: Sebuah Kajian Wacana Kritis.” Jurnal Prosodi. Volume VIII, nomor I (2014): 25—38.
Winanjar, Beti W. “Analisis Wacana Kritis Berita Sosial dan Politik Surat Kabar Kedaulatan Rakyat.” (2014). Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi.
Darma, Y.A. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Media. Cetakan kedua, 2013.
Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Jakarta: LKiS Printing Cemerlang, 2011.
Fairclough, N. Discourse and Social Change. Cambridge: Politiy Press, 1992.
Heryadi, T. “Analisis Wacana Kritis Pidato Politik Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Calon Presiden Republik Indonesia 2009-2014.” Jurnal Administratur Volume 3, Nomor 2 (2010): 35—54.
Kuntoro. “Analisis Wacana Kritis: Teori Van Dijk dalam Kajian Teks Media Massa.” Jurnal Leksika Volume 2, Nomor 2 (2008): 45—55.
Mayasari., Darmayanti, N., dan Riyanto, S. “Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Saweran untuk Gedung KPK di Harian Umum Media Indonesia.” Jurnal Linguistik Terapan Politik Negeri Malang Volume 6, Nomor 2 (2013): 1—9.
Munfarida, Elya. “Analisis Wacana Kritis dalam Perspektif Norman Fairclough”. Jurnal Komunika Volume 8, Nomor 1 (2014): 1—19.
Noer, Mochammad. K. 2012. “Pengaruh Program Komunikasi Publik terhadap Citra Perusahaan”. Universitas Indonesia. Tesis.
Pathia, Laelatul. 2014. “Analisis Wacana Kritis dalam Bahasa Media Jejaring Sosial.” UIN Sunan Kalijaga, Jogjakarta. Skripsi.
Shara, Yunita. 2013. “Komunikasi Publik”. Diakses 12 Juni 2017. https://www.academia.edu.
Sumarti, Endang. “Analisis Wacana Kritis Strategi Politik Penggunaan Bahasa dalam Pidato Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.” Jurnal Litera Volume 9, nomor 1 (2010): 19—39.
Widhiarso, Wahyu. “Struktur Semantik Kata Emosi dalam Bahasa Indonesia.” Jurnal Psikologi, Vol 37, N0.2 (2010): 13—24.