INDUSTRI TELEVISI DI INDONESIA DAN TAYANGAN IKLAN ROKOK

Main Article Content

Dede Mahmudah

Abstract

Berdasarkan pendekatan ekonomi politik, stasiun televisi kini dihadapkan pada kenyataan untuk menjadi institusi bisnis bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dan rating dijadikan pedoman dalam penentuan harga iklan di stasiun televisi. Namun, seringkali iklan yang disajikan tidak memperhatikan etika periklanan. Salah satunya adalah iklan-iklan rokok yang selama ini tayang di stasiun televisi. Teori pembelajaran sosial dapat digunakan untuk mengkaji peran iklan rokok di televisi dalam memengaruhi persepsi pemirsa tentang rokok dan dampak dari rokok tersebut. Iklan rokok yang mengangkat hal-hal positif, seperti kekompakan dengan teman-teman, mengesankan bahwa gambaran yang tercipta adalah rokok dapat menghasilkan norma-norma positif. Sehingga, merokok yang sebenarnya berbahaya bagi kesehatan, malah dilakukan oleh banyak orang dengan berbagai alasan positif yang muncul dalam iklan rokok. Pemirsa televisi harus lebih kritis dalam memaknai iklan. Stasiun televisi juga jangan tergiur dengan dana promosi dari pengiklan, tapi juga harus menunjukkan tanggung jawab sosial dalam memberikan tayangan iklan yang sehat bagi masyarakat. Pemerintah sebagai regulator bekerja sama dengan Badan Pengawas Periklanan juga hendaknya tegas memberikan teguran bahkan sanksi atas pelanggaran yang terjadi dalam dunia periklanan. 

Dimensions

Article Details

Section
Articles

References

Armando, Ade. 2011. Televisi Jakarta di Atas Indonesia. Yogyakarta : Bentang.

Boyd-Barret, Oliver & New Hold, Chris. 1995. Foundations in Media – Approaches to Media A Reader. New York : Arnold.

Golding, Peter & Murdock Graham. 1991. Cultural Communication and Political Economy, dalam James Curran and Michael Gurevith (Eds) Mass Media and Society. London : Edward Arnold.

Masli, RTS. Seminar Berwawasan : Tumbuh Kembang Bisnis Periklanan. Jakarta : Saat Menjadi Dosen Tamu Mata Kuliah: Seminar Industri TV dan Hiburan Magister Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, pada 26 Maret 2012.

Mosco, Vincent. 1996. The Political Economy of Communication : Rethinking and Renewal. London : Sage Production.

Panjaitan, Erica L., dan TM. Dhani Iqbal. 2006. Matinya Rating Televisi : Ilusi Sebuah Netralitas. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Sejarah Berdirinya Stasiun Televisi di Indonesia, sumber http://yupazq.blogspot.com/2011/01/sejarah-berdirinya-stasiun-tv-nasional.html di akses pada November 2013.

Severin, Werner J. dan James W. Tankard, Jr. 2001. Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Edisi Kelima. Jakarta : Kencana.

Sunarto. 2009. Televisi, Kekerasan, dan Perempuan. Jakarta : Kompas.

P3PI Pusat, Etika Pariwara Indonesia, dalam http://www.p3i-pusat.com/images/pedoman/EPI_Final_for_Web_0ver_200811.pdf di akses pada November 2013.

Pelanggaran Media Televisi Terhadap Siaran Iklan Rokok, dalam http://belajaretika.blogspot.com/2010/05/pelanggaran-media-televisi-terhadap.html. Diakses November 2013.

Wibowo, Wahyu. 2003. Sihir Iklan: Format Komunikasi Mondial dalam Kehidupan Urban-Kosmoplit. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.