KONSTRUKSI MEDIA TENTANG REALITAS KORUPSI ANGGOTA PARLEMEN Analisis Teks Norman Fairclough Terhadap Teks/Berita Korupsi Anggota DPR RI Terkait Kasus Aliran Dana BI di DPR dalam Suratkabar Media Indonesia

Main Article Content

Hasyim Ali Imran

Abstract

This research tries to address a problem on how media (Media Indonesia) construct texts/ reality news about corruption of Indonesian parliement’s member in the case of flow of funds of Bank Indonesia in Indonesian parliement and emerging discourse in the process of its construction. The goal of this research is to know how Media Indonesia construct texts/news about corruption of Indonesian parliement’s member pertaining flow of funds of  Bank Indonesia in Indonesian parliement. The assumptions on which this problems based are: first, news diccourse makes up integral part of framing process in a number of issues. Second: when media report about the content, it is indicated that there is ideology factor and power influencing news making. Third, there is  certain dominant groups  which tend to be able to control undominant groups or even to marginalize them by predominating media. Those reasons guide this research to harness paradigm of constructivism. In this relation, theoretical concept used is: News is a reality constructed and media discourse. To answer this problem, this research uses analytical method of Norman Fairclough. The result shows that in constructing corruption done by parliaments member in Bank Indonesia’s flow of funds, media direct into emerging a discourse in case of BI’s flow of funds that parliament members are more dominantly determined as corruptors. In that position, parliament’s members are positioned unfairly to each other: as main players, as proponent players, and players who are victimize for other party’s interests. Meanwhile, the discourse that parliament’s members regarded as whistle-blowers in the embezzlement of Bank Indonesia’s flow of funds, never become media’s choice. Emerging that discourse, theoretically, it is enabled by –in constructivism’s view- subject (media) are regarded as central factor of discourse activity which is able to control in order to achieve media’s vested interest.  

 

Penelitian ini mencoba menjawab permasalahan tentang bagaimana media (Media Indonesia) mengkonstruksi teks/berita realitas korupsi Anggota DPR RI terkait kasus aliran dana BI di DPR RI dan wacana apa yang muncul dalam pengkonstruksian itu. Tujuan penelitian yaitu  Ingin mengetahui cara Suratkabar Media Indonesia dalam mengkonstruksi teks/berita tentang korupsi Anggota DPR RI dalam  kasus aliran dana BI di DPR RI. Asumsi-asumsi yang mendasari permasalahan ini adalah: pertama, wacana berita merupakan bagian integral dari proses framing sejumlah isu. Kedua, pada saat media memberitakan isinya diindikasikan adanya faktor-faktor ideologi dan kekuasaan yang memberikan pengaruh dalam pengemasan berita. Ketiga, adanya kelompok yang dominan cenderung dapat mengontrol kelompok yang tidak dominan bahkan memarjinalkan mereka dengan menguasai media. Alasan-alasan tersebut mengarahkan penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis. Dalam kaitan ini, konsep-konsep teoritik yang digunakan yaitu: Berita sebagai Konstruksi Realitas dan Wacana Media. Untuk menjawab permasalahan, penelitian ini menggunakan metode analisis teks Norman Fairclough. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pengkonstruksian realitas tentang korupsi Anggota DPR RI terkait kasus aliran dana BI di DPR RI, media mengarahkannya pada munculnya wacana bahwa dalam kasus aliran dana BI tadi, anggota dewan lebih dominan dipilih dalam posisi sebagai pemain korupsi. Sebagai pemain korupsi, anggota dewan diposisikan secara berbeda, yakni sebagai pemain utama, sebagai pemain pendukung, dan sebagaimana pemain yang menjadi korban kepentingan pihak lain. Sementara wacana anggota dewan sebagai wasit dalam kasus korupsi aliran dana BI, tidak pernah menjadi pilihan media.  Munculnya pewacanaan yang demikian, secara teoritis ini dimungkinkan karena dalam pandangan konstruktivis, subjek yang dalam hal ini media, dianggap sebagai faktor sentral dalam kegiatan wacana yang memiliki kemampuan dalam melakukan kontrol guna mencapai maksud-maksud tertentu dari media.  

Article Details

Section
Articles

References

Berger, Peter L, Thomas Luckmann. Tafsir Sosial atas Kenyataan: Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan. Penerjemah Hasan Basri. Jakarta: LP3S. 1990.

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LKIS, 2001.

Fairclough, N. (1993). Critical discourse analysis and the marketization of public discourse: The universities. Discourse and Society, 4(2), 133-168.

Fairclough, N. (2000). Language and power (2nd ed.). New York: Longman.

Fairclough, Norman, 1995, Media Discourse, Voices Intertextuality, p. 56 dan 76),

Hamad, Ibnu. Perkembangan Analisis Wacana Dalam Ilmu Komunikasi Sebuah Telaah Ringkas ccm .www.um .edu .my Hamad 2007.

Harris et al. (1989) dan Kittredge & Lehrberger (1982), dalam http://en.wikipedia.org/wiki/ Discourse_ análisis.

Littlejohn, W. Stephen, Theories of human communication, California: Wadsworth

Publishing Company, USA, 2002.

Luke, A. (1997). Theory and practice in critical science discourse. In L. Saha (Ed.), International encyclopedia of the sociology of education. Accessed March 6, 2003. http://www.gseis.ucla.edu/courses/ed253a/Luke/SAHA6.html

McGregor, Sue L.T., dalam, “Critical Discourse Analysis- A Primer”, dalam http://www.kon.org/ archives/forum/15-1/mcgregorcda.html, p. 2.

Moelong, Lexy, Metodelogi Penelitian Kualitatif, P.T Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993.

Rusadi, Udi, “Diskursus Kerusuhan Sosial Dalam Media Massa”, disertasi dalam Bidang Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia, 2002.

Scudson, Michael, The Power of News, London Harvard University Press, 1995.

Sobur, Alex, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik,Analisis Framing, Rosdakarya, Bandung, 2001.

Tiamono, Rigakittyndya, 2008, “Analisis Wacana Norman Fairclough”, dalam Metodologi Riset Komunikasi, Panduan Untuk Melaksanakan Penelitian Komunikasi, Yogyakarta, Balai Pengkajian dan Pengembangan Informasi Wilayah IV Yogyakarta dan Pusat Kajian Media dan Budaya Populer, hlm. 151.