Kesenjangan Digital Tingkat Ketiga pada Pemuda Pedesaan di Kabupaten Cianjur, Indonesia

Authors

  • Ismail Fajar Universitas Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31504/komunika.v10i1.4260

Keywords:

kesenjangan digital, komunitas masyarakat pedesaan, kesenjangan sosial, pemuda

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi kesenjangan digital pada pemuda pedesaan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Indonesia di masa pandemi Covid-19, menggunakan konsep kesenjangan digital tingkat ketiga yang digagas oleh Massimo Ragnedda (2017). Studi-studi sebelumnya tentang kesenjangan digital di masyarakat pedesaan dan pemuda cenderung membahas masalah kesenjangan digital tingkat pertama dan tingkat kedua yang berfokus pada kesenjangan akses dan perbedaan pengalaman dalam menggunakan TIK. Namun, penelitian-penelitian tersebut tidak mampu menjelaskan kesenjangan digital dalam mereproduksi ketimpangan sosial, sehingga penelitian ini mencoba mengeksplorasi reproduksi tersebut melalui analisis kesenjangan digital tingkat ketiga. Data kuantitatif dikumpulkan melalui kuesioner online yang diisi secara mandiri oleh 368 responden yang tersebar di empat desa yang mewakili karakteristik wilayah desa di Kabupaten Cianjur. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa gender, tingkat pendidikan, kelas pekerjaan dan tingkat pendapatan berpengaruh terhadap tingkat pemanfaatan TIK bagi pemuda pedesaan di Kabupaten Cianjur. Selain itu, karakteristik pedesaan sebagai variabel kontrol memengaruhi hubungan antara variabel usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kelas pekerjaan dan tingkat pendapatan dengan tingkat pemanfaatan TIK. Tingkat pemanfaatan TIK dalam studi ini menunjukkan fenomena kesenjangan digital tingkat ketiga, yaitu fenomena adanya gap antara mereka yang mendapat manfaat dari TIK dan mereka yang tidak mendapat manfaat dari TIK. Tingkat pemanfaatan TIK yang dipengaruhi oleh variabel-variabel di atas menunjukkan bahwa kesenjangan digital tingkat ketiga mereproduksi ketimpangan sosial yang telah ada di kalangan anak muda pedesaan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Faktor demografi, kondisi struktur sosial dan karakteristik wilayah pedesaan menjadi basis sosial yang timpang dan berpotensi untuk semakin diperparah dengan adanya perbedaan manfaat yang didapat oleh pemuda pedesaan di Kabupaten Cianjur dari teknologi informasi dan komunikasi.

Author Biography

  • Ismail Fajar, Universitas Indonesia
    Ismail Fajar saat ini sedang menempuh pendidikan pascasarjana di Departemen Sosiologi Universitas Indonesia. Ia berfokus pada kajian tentang Stratifikasi Sosial, Ketimpangan Sosial, Kesenjangan Digital dan Sosiologi Masyarakat Informasi.

References

Alam, G. M., Alam, K., Mushtaq, S., Khatun, M. N., & Mamun, M. A. K. (2019). Influence of socio-demographic factors on mobile phone adoption in rural Bangladesh: Policy implications. Information Development, 35(5), 739–748. https://doi.org/10.1177/0266666918792040

APJII. 2020b. Alokasi Dana Desa Dorong Penetrasi Internet di Daerah. Buletin APJII Edisi 76 Des 2020. Tersedia di https://apjii.or.id/content/read/104/508/BULETIN-APJII-EDISI-76---Desember-2020 (diakses pada 21 Mei 2021 pukul 01.20 WIB).

APJII. 2020c. Laporan Survei Internet APJII 2019 – 2020 (Q2). Tersedia di https://apjii.or.id/survei (diakses pada 21 Mei 2021 pukul 13.04 WIB).

Azwar, Saifuddin. 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bailey, J. (2016). University of Ottawa Press. EAcces to Justice, May 2020, 177–213. https://www.jstor.org/stable/j.ctt5hjk9x.8

Berner, J., Rennemark, M., Jogréus, C., Anderberg, P., Sköldunger, A., Wahlberg, M., Elmståhl, S., & Berglund, J. (2015). Factors influencing Internet usage in older adults (65 years and above) living in rural and urban Sweden. Health Informatics Journal, 21(3), 237–249. https://doi.org/10.1177/1460458214521226

Brownlee, K., Graham, J. R., Doucette, E., Hotson, N., Brownlee, K., Graham, J. R., Doucette, E., Hotson, N., & Halverson, G. (2010). Influenced Rural Social Work Practice ? 40(2), 622–637.

Chai, X., & Kalyal, H. (2019). Cell Phone Use and Happiness Among Chinese Older Adults: Does Rural/Urban Residence Status Matter? Research on Aging, 41(1), 85–109. https://doi.org/10.1177/0164027518792662

Dralega, C. (2011). Rural women ’ s ICT use in Uganda : Collective action for development. Agenda: Empowering Women for Gender Equity, 21(71), 42–52.

Gilbert, E., Karahalios, K., & Sandvig, C. (2010). The network in the garden: Designing social media for rural life. American Behavioral Scientist, 53(9), 1367–1388. https://doi.org/10.1177/0002764210361690

Guo, Y., & Chen, P. (2011). Digital divide and social cleavage: Case studies of ICT usage among peasants in contemporary China. China Quarterly, 207(207), 580–599. https://doi.org/10.1017/S030574101100066X

Hidayat, Wandha Nur. 2020. Kemendikbud Gagap PJJ, Ketimpangan Pembelajaran Kian Lebar. Tersedia di https://www.validnews.id/Kemendikbud-Gagap-PJJ--Ketimpangan-Pembelajaran-Kian-Lebar-EcX (diakses pada 3 Desember 2020 pukul 01:07 WIB).

Karar, H. (2019). Algorithmic Capitalism and the Digital Divide in Sub-Saharan Africa. Journal of Developing Societies, 35(4), 514–537. https://doi.org/10.1177/0169796X19890758

Lembani, R., Gunter, A., Breines, M., & Dalu, M. T. B. (2020). The same course, different access: the digital divide between urban and rural distance education students in South Africa. Journal of Geography in Higher Education, 44(1), 70–84. https://doi.org/10.1080/03098265.2019.1694876

Park, Youn-Min (2008). Reassessing Korean IT Policy to Link Rural Online : The Missing Gap of Korean Rural E- Readiness. Journal of International and Area Studies, Vol. 15, No. 2 (Descember 2008), pp. 69-85.

Ragnedda, M. (2017). The Third Digital Divide. In The Third Digital Divide. https://doi.org/10.4324/9781315606002

Rao, S. S. (2008). Social development in Indian rural communities: Adoption of telecentres. International Journal of Information Management, 28(6), 474–482. https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2008.01.001

Singh, N., Zhou, Y., Williams, K., Kendall, J., & Kaushik, P. D. (2013). Bridging the Digital Divide in Rural India. Review of Market Integration, 5(1), 1–42. https://doi.org/10.1177/0974929213496499

Timmis, S., & Muhuro, P. (2019). De-coding or de-colonising the technocratic university? Rural students’ digital transitions to South African higher education. Learning, Media and Technology, 44(3), 252–266. https://doi.org/10.1080/17439884.2019.1623250

Townsend, L., Sathiaseelan, A., Fairhurst, G., & Wallace, C. (2013). Enhanced broadband access as a solution to the social and economic problems of the rural digital divide. Local Economy, 28(6), 580–595. https://doi.org/10.1177/0269094213496974

Pattinasarany, Indera Ratna Irawaty (2012). Mobilitas Sosial Vertikal Antar Generasi: Kajian terhadap Masyarakat Kota di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Disertasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia 2012.

Venkatesh, V., & Sykes, T. A. (2013). Digital divide initiative success in developing countries: A longitudinal field study in a village in India. Information Systems Research, 24(2), 239–260. https://doi.org/10.1287/isre.1110.0409

Wargo, E., Carr Chellman, D., Budge, K., & Canfield Davis, K. (2020). On the digital frontier: Stakeholders in rural areas take on educational technology and schooling. Journal of Research on Technology in Education, 0(0), 1–19. https://doi.org/10.1080/15391523.2020.1760753

Yan, P., & Schroeder, R. (2020). Variations in the adoption and use of mobile social apps in everyday lives in urban and rural China. Mobile Media and Communication, 8(3), 318–341. https://doi.org/10.1177/2050157919884718

Downloads

Published

2021-09-17

Issue

Section

Media and Communication