KEBIJAKAN KOMUNIKASI MULTIKULTURAL DI MEDIA TELEVISI INDONESIA: KONTROL PEMERINTAH TERHADAP IMPERIALISME BUDAYA

Isi Artikel Utama

Muntadliroh -

Abstrak

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi Undang-Undang Penyiaran sebagai salah satu bentuk kebijakan komunikasi multikultural di televisi Indonesia. Ini adalah upaya pemerintah Indonesia untuk mengendalikan imperialisme budaya asing. Melalui Undang-Undang Penyiaran, Pemerintah berusaha untuk melindungi budaya Indonesia dan mendorong munculnya nilai-nilai multikultural di televisi Indonesia. Namun, saat ini budaya lokal di televisi Indonesia menghadapi ancaman hegemoni dan invasi budaya asing. Fenomena ini relevan dengan Teori Imperialisme Budaya dimana media Barat telah mendominasi dunia. Fakta dalam pelaksanaannya, Undang-Undang Penyiaran Indonesia menghadapi tantangan kapitalisme media dan imperialisme budaya. Oleh karena itu, Komisi Penyiaran Indonesia dan masyarakat perlu bekerja sama dalam menjaga nilai multikulturalisme Indonesia melalui media televisi agar tidak terkikis oleh budaya asing.

Kata kunci: Komunikasi Multikultural, Undang-Undang Penyiaran, Televisi, Imperialisme Budaya.

Rincian Artikel

Bagian
Artikel
Biografi Penulis

Muntadliroh -, Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali LIPI

Public Relations at Bali Botanical Garden

Referensi

Ardianto, E. (2007). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbosa Rekatama Media.

Burton, Graeme. (2007). Membincangkan Televisi: sebuah pengantar kepada kajian televisi. Terjemahan Oleh Rehmawati, Laila. Yogyakarta & Bandung: Jalasutra.

Campbell, C. (1994). Tujuh Teori Sosial, Sketsa, Penilaian dan Perbandingan. Yogyakarta: Kanisius.

Kriyantono, R. (2012). Etika & Filsafat Ilmu Komunikasi. Malang: UB Press.

Littlejohn, S. W. (2005). Theories of Human Communication, 8th Edition. Belmont CA: Thomson Wadsworth.

Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Purwasito, A. (2015). Komunikasi Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Samovar, L. A., Porter, R. E., & McDaniel, E. R. (2010). Komunikasi Lintas Budaya: Communication Between Cultures. Jakarta: Salemba Humanika.

Sen, K., & Hill, D. T. (2001). Media, Culture, and Politics in Indonesia. Melbourne: Oxford University Press.

Suknomo, F. G., & Junaedi, F. (2014). Komunikasi Multikultur Melihat Multikulturalisme dalam Genggaman Media. Yogyakarta: Buku Litera.

Sutanto, M. H. et al. (2010). Diskursus Peran teori Komunikasi Massa Dalam Masyarakat. Yogyakarta: Litera.

Sumber Lain

Aditama, T. M. & Kusuma, A. (2015). Media dan Keragaman Budaya Pendidikan Multikultural Pada Tayangan Televisi di Indonesia. Prosiding 9th International Conference on Malaysia-Indonesia Relations (PAHMI 9) 2015 “Harmony In Diversity: Building ASEAN Community 2015”. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. (2017). [Online]. Tersedia dalam < https://www.bps.go.id/> diakses pada 26 November 2017.

Biltereyst, D., & Meers, P. (2000). The International Telenovela Debate and the Contra-Flow Argument: A Reappraisal. Media, Culture & Society 22, no. 4, p. 393-413.

Dunch, R. (2002). Beyond Cultural Imperialism: Cultural Theory, Christian Missions, and Global Modernity. History and Theory. Vol. 41, No. 3 (Oct, 2002), pp. 301-325.

Katadata.co.id. (2017). Penetrasi Televisi Masih yang Tertinggi. [Online]. Tersedia dalam <https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/07/27/penetrasi-televisi-masih-yang-tertinggi> diakses pada 1 Desember 2017.

Kompas.com. (2016). Survei Litbang Kompas: Televisi Dua Sisi Mata Uang. [Online]. Tersedia dalam <http://nasional.kompas.com/read/2016/03/30/05374961/Survei.Litbang.Kompas.Televisi.Dua.Sisi.Mata.Uang> diakses pada 2 Desember 2017.

Kpi.gi.id. (2016). Survei Indeks Kualitas Program Siaran dan Infotainment Harus Dibenahi. [Onlie]. Tersedia dalam <http://www.kpi.go.id/index.php/id/lihat-terkini/38-dalam-negeri/33502-survey-indeks-kualitas-program-siaran-televisi-sinetron-dan-infotainment-harus-dibenahi> diakses pada 9 Desember 2017.

Majalah Gatra. (1999). Edisi Maret. Jakarta.

Marketeers.com. (2015). Serial Drama Turki Ungguli Sinetron Indonesia. [Online]. Tersedia dalam < http://marketeers.com/serial-drama-turki-ungguli-sinetron-indonesia/> diakses pada 10 Desember 2017.

Mubarok. (2012). Stigmatisasi Pemberitaan Terorisme di Media Massa. Jurnal Interaksi. Vol 1 No 1.

Novita, R. (2012). Representasi Etnis dalam Program Televisi Bertema Komunikasi Antarbudaya. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.

Rappler.com. (2017). Daftar Pemenang Indonesian Television Awards 2017. [Online]. Tersedia dalam <https://www.rappler.com/indonesia/gaya-hidup/182840-daftar-pemenang-indonesian-television-awards-2017> diakses pada 29 November 2017.

Rinawati, R. (2002). Pengaruh Sinetron Terhadap Sikap Ibu-Ibu Mengenai Peran Ganda Wanita. MediatorJurnal Komunikasi, Volume 3. No. 1, hal.110.

Remotivi.or.id. (2011). Ethnic Runaway Mencintai Indonesia dengan Jijik 1. [Online]. Tersedia dalam <http://remotivi.or.id/amatan/ethnic-runaway-mencintai-indonesia- dengan-jijik-1> diakses pada 14 November 2017.

Remotivi.or.id. (2016). Di Balik Tren Tayangan Impor. [Online]. Tersedia dalam <http://www.remotivi.or.id/amatan/311/Di-Balik-Tren-Tayangan-Impor> diakses pada 10 Desember 2017