HEGEMONI di MEDIA SOSIAL: KASUS AKUN GOSIP INSTAGRAM @LAMBE_TURAH

Isi Artikel Utama

Christiany Juditha

Abstrak

Abstrak-Kini berita terbaru tentang para selebritis tidak hanya dapat diperoleh dari tayangan infotainment di televisi saja, tapi juga melalui akun gosip di media sosial. Salah satu diantaranya di akun Instagram @lambe_turah. Dari sisi bisnis, akun ini sangat menguntungkan karena dapat menjadi media promosi berbagai produk. Namun dengan menguak privasi orang tanpa memikirkan implikasi dan reaksi masyarakat karena  hal tersebut menjadi masalah tersendiri. Hingga disini hegemoni (kekuatan)  sebagai media sosial kelihatan mendominasi fenomena ini. Karena itu, tujuan kajian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang hegemoni ekonomi, politik dan budaya media sosial pada akun gosip @lambe_tura. Metode penelitian ini menggunakan studi literatur. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kekuatan ekonomi@lambe_turah dapat dilihat dari pesan-pesan yang terdistribusi secara bersamaan, kapan dan dimana saja dapat diterima oleh followers-nya yang terdiri dari berbagai kelas khalayak. Dengan jumlah pengikut jutaan, @lambe_turah masuk jajaran selebgram endorsement yang menghasilkan keuntungan ekonomi. Hegemoni politik @lambe_turah dapat dilihat dengan bebasnya mereka memposting berita apa saja tentang para selebriti baik sisi positif maupun negatif. Kekuasaan yang tanpa batas inilah menjadikan @lambe_turahbeberapa kali memiliki masalah dengan sejumlah artis apalagi jika berita tersebut negatif. Sedangkan hegemoni budaya dalam @lambe_turah secara simetris tergambar dari banyaknya postingan yang di-like dan dikomentari menandakan bahwa perhatian netizen sangat tinggi. Lambe_turah juga  memiliki pengaruh besar dalam pembentukan opini publik. Artinya kekuatan budaya terjadi disini.

 

Kata kunci: hegemoni, media sosial, akun gosip, instagram, lambe_turah

Rincian Artikel

Bagian
Artikel

Referensi

Castell, Manuel. (2002). The Internet and the Network Society. In B. Wellmann & C. Haythornhwaite (Eds.) The Internet in Everyday Life. Malden, MA: Blackwell Publishing Ltd.

Darmawan, Budi. (2017). Punya 2,5 Juta Follower, Inilah Perkiraan Biaya Untuk Endorsement Lambe Turah. Diakses dari website: http://palembang.tribunnews.com/2017/05/05/punya-25-juta-follower-inilah-perkiraan-biaya-untuk-endorsement-lambe-turah, pada 29 Januari 2018.

Falihah, Isnaini Afriliyah dan Ali Hasby. (2013). Hegemoni Berpacaran Di Facebook. Jurnal Paradigma. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013.

Fuchs,C. (2014). Social Media a Critival Introductio. Los Angeles: Sage Publicatiobs, Ltd.

Frommer, D. (2010). Here's How To Use Instagram. Business Insider.

Gramsci, Antonio (1971). "Introduction". In Hoare, Quentin; Smith, Geoffrey Nowell. Selections from the Prisoncasetell Notebooks. New York: International Publishers. pp. xvii–xcvi. ISBN 0-85315-280-2.

Juditha, Christiany. (2014). Opini Publik Terhadap Kasus KPK Lawan Polisi dalam Media Sosial Twitter. Jurnal Pekommas, Vol. 17 No. 2, Agustus 2014: 61-70 61. hal 137 – 151. Diakses dari website: https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/pekommas/article/view/190, pada 29 Januari 2018.

Juditha, Christiany. (2017). Hatespeech di Media Online: Kasus Pilkada DKI Jakarta 2017. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol 21, No 2 (2017) hal 137 – 151. Diakses dari website: https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/jpkop/article/view/1134, pada 29 Januari 2018.

Komara, Indra. (2017). Survei Kualitas Siaran TV, KPI: Program Infotainment Paling Rendah. Diakses dari website: https://news.detik.com/berita/d-3780733/survei-kualitas-siaran-tv-kpi-program-infotainment-paling-rendah, pada 23 Januari 2018.

Lambe Turah. (2018). @lambe_turah. Diakses dari website: https://www.instagram.com/lambe_turah/, pada 15 Januari -5 Februari 2018

Nova. (2017). Terkuak! Ini Profesi 5 Orang Admin Dibalik Tenarnya Akun Lambe Turah di Sosial Media. Diakses dari website: http://nova.grid.id/Selebriti/Berita-Aktual/Terkuak-Ini-Profesi-5-Orang-Admin-Dibalik-Tenarnya-Akun-Lambe-Turah-Di-Sosial-Media pada 23 Januari 2018.

McQuail, Denis. (2002). Media Performance: Mass Communication and The Public Interest. London: Sage Publication.

Olubunmi, Aborisade Philip. (2015). The Ambiguous Power of Social Media: Hegemony or Resistance? Journal New Media and Mass Communication Vol.33, 2015. Diakses dari website: http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:93i7wf-nC9sJ:eprints.abuad.edu.ng/692/1/19213-21815-1-PB.pdf+&cd=4&hl=en&ct=clnk&gl=id, pada 11 Januari 2018.

Sudibyo, Agus. (2004). Ekonomi Politik Media Penyiaran. Jogjakarta: LkiS.

Surono, Agus. (2017). Punya 2,5 Juta Follower, Inilah Perkiraan Biaya Untuk Endorsement Lambe Turah. Diakses dari website: http://intisari.grid.id/Techno/Technology/Punya-25-Juta-Follower-Inilah-Perkiraan-Biaya-Untuk-Endorsement-Lambe-Turah?page=2 pada 25 Januari 2018.

Susanti, Elvi. (2017). Analisis Wacana Kritis: Hegemoni Media Sosial Twitter Mengenai Isu-Isu Nasional di Indonesia dan Implikasinya pada Mata Kuliah Analisis Wacana di Perguruan Tinggi. Disertasi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses dari website: http://repository.upi.edu/22983/1/D_B.IND_1006975_Title.pdf, pada 15 Januari 2018.

Wargadiredja, Arzia Tivany. (2017). Hegemoni Lambe Turah Atas Dunia Maya Indonesia. Diakses dari website: https://www.vice.com/id_id/article/wnvvmb/hegemoni-lambe-turah-atas-dunia-maya-indonesiaia pada 2 Februari 2018.

Van Dijk, J. (2013). The Culture of Connectivity: A Vritical History of Social Media. Oxford, UK: Oxford University Press.

Zed, Mestika. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Buku Obor.