Dekonstruksi Cerita Rakyat Indonesia dalam Iklan Televisi
Main Article Content
Abstract
The challenge to maintain the sustainability of Indonesian folklore is big that it may cause the loss of pride in Indonesian folklore among the youth. One of the efforts made by PT Lasallefood Indonesia is by presenting a Marjan syrup advertisement themed Indonesian folklore in Ramadhan. This study describes how Indonesian folklore, a traditional cultural product, is deconstructed into a syrup product television advertising with its creative side in generating brand awareness to the audience. This is a qualitative research relying on Derrida's Deconstruction theory. The data in this study are the folklore of Timun Mas and Lutung Kasarung. The result is the deconstruction of the folklore in Marjan's advertisement is not entirely the same as the original story. The folklore presented has almost all been developed. Some have been reconstructed into advertisements with a new and modern storyline, even though the characters presented are still the same. Some characterizations have changed, but don't affect the essence of the story. The folklore story plot has all been almost developed. The brand is featured three times at every important and reasonable moment. This advertisement has made a breakthrough to introduce Indonesian folklore that is full of moral messages with a contemporary look.
Tantangan untuk mempertahankan kelestarian cerita rakyat Indonesia semakin besar dengan banyaknya budaya global yang masuk ke Indonesia sehingga tidak menutup kemungkinan hilangnya rasa kebanggan terhadap cerita rakyat Indonesia di kalangan generasi muda. Salah satu upaya telah dilakukan oleh PT Lasallefood Indonesia dengan menghadirkan iklan sirop Marjan yang bertemakan cerita rakyat Indonesia menjelang dan hingga akhir Ramadhan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana cerita rakyat Indonesia sebagai produk budaya tradisional didekonstruksi menjadi iklan televisi produk sirop serta melihat sisi kreativitasnya dalam memunculkan brand awareness kepada penonton. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif yang ditopang oleh teori dekonstruksi Derrida. Data dalam penelitian ini adalah cerita rakyat Timun Mas dan Lutung Kasarung. Hasil penelitian menjelaskan bahwa cerita rakyat yang ada dalam iklan Marjan mengalami dekonstruksi dan tidak sepenuhnya sama dengan cerita aslinya. Penokohan dan perwatakan ada yang mengalami perubahan, tetapi tidak memengaruhi esensi cerita. Alur cerita rakyat yang ditampilkan dalam iklan Marjan hampir semuanya telah dikembangkan. Brand sirop Marjan juga ditampilkan sebanyak tiga kali pada setiap momen penting dan masuk akal. Iklan ini telah melakukan terobosan untuk memperkenalkan cerita rakyat Indonesia yang sarat dengan pesan moral dengan tampilan kekinian.
Article Details
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Copyright on any article is retained by the author(s).
- Author grant the journal, right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.
- The article and any associated published material is distributed under the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
References
Aminova, S. E. dan M. G. A. (2017). Konstruksi Cerita Rakyat Jepang (Foklor) dalam Iklan Televisi Produk Smartphone AU Tahun 2016. Jurnal Japanology, 5(1), 35–49.
Damayanti dkk. (2018). Alih Wahana Cerita Rakyat Terjadinya Pulau Bali dari Buku Cerita Bergambar Menjadi Anime. Pustaka, XVIII(2), 118–125.
Damono, S. D. (2012). Alih Wahana. Editum.
Danandjaja, J. (2007). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-Lain. Pustaka Umum Grafiti.
Latif C.M., Noor. (2019). Eksplorasi Visual Cerita Rakyat Nusantara Dalam Foto Berkisah. Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa Dan Desain, 4(2), 169–186. https://doi.org/10.25105/jdd.v4i2.5889
Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). In PT. Remaja Rosda Karya.
Oktafiandi, I. (2018). Strategi Kreatif Iklan “Kisah Legenda Nusantara” dalam Menumbuhkan Brand Awareness Indoeskrim Nusantara. Jurnal Visi Komunikasi, 17(1), 1–11.
Ruslan, T. S. (2016). Transformasi Teks Cerita Rakyat ke dalam Bentuk Cerita Bergambar sebagai Model Pembelajaran Membaca Apresiatif. LITERA, 17(1), 389–401.
Setyawan, H. (2013). Membangun Film Animasi Cerita Rakyat Indonesia. Jurnal Komunikasi PROFETIK, 6(1), 31–42.
Suseno, S., & Nugroho, B. A. (2019). Alih Wahana Hujan Bulan Juni. Jurnal Sastra Indonesia. https://doi.org/10.15294/jsi.v7i3.29847
Vera, N. (2014). Semiotika dalam riset komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.