Pola Komunikasi Siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa Negeri Bagian B Kota Jayapura
Isi Artikel Utama
Abstrak
Ketunarunguan siswa berkenaan kondisi pendengaran individu, yaitu ketidakmampuan siswa dalam menangkap komunikasi verbal atau suara lainnya yang disesuaikan dengan frekuensi dan intensitas tertentu. Individu-individu tersebut diklasifikasikan sesuai dengan kategori ketuliannya. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif. Tipe penelitian deskriptif digunakan sebagai prosedur untuk mengemukakan pemecahan masalah dengan mengetengahkan keadaan obyek yang diteliti. Subyek penelitian individu, dengan key informan kemudian informan berikut ditarik melalui snowball sampling. Pengumpulan data lapangan berlangsung dari tanggal 30 Juli 2018 s/d 3 Agustus 2018, di Sekolah Luar Biasa Negeri Bagian B Kota Jayapura, Provinsi Papua. Proses komunikasi siswa tunarungu memerlukan pelayanan dan pendidikan khusus. Pola komunikasi total dan interaksi simbolik yang dikombinasikan yang terjadi mendukung efektivitas komunikasi antara tunarungu, guru dan lingkungannya. Penggunaan ponsel atau komputer yang terhubung internet mempermudah interaksi dan komunikasi. Pemberdayaan kualitas pembelajaran siswa tunarungu diperlukannya sarana dan prasarana yang khusus bagi masing-masing siswa B, seperti ruang bina komunikasi dan persepsi bunyi irama, ruang bina persepsi bunyi dan bicara ruang keterampilan. Pembekalan hardskill seperti penguasaan teknologi komunikasi dan informasi, kemampuan teknis sesuai dengan minat dan bakat berhubungan dengan bidang ilmunya serta softskill keterampilan berkomunikasi dengan orang lain termasuk dengan dirinya sendiri.