Strategi Publisitas dan Propaganda Politik (Studi pada Kandidat Presiden & Wakil Presiden, Jokowi-KH. Ma’ruf Amin)
Isi Artikel Utama
Abstrak
Strategi publisitas dan propaganda tidak bisa dilepaskan dari sebuah kegiatan politik dan selau menjadi sorotan utama ketika seseorang bertarung dalam memperebutkan kekuasaan. Strategi publisitas adalah langkah awal untuk menarik perhatian yang berujung pada menarik dukungan pada pemilihan umum yang dilakukan. Bukan dengan hoaks, kampanye negatif atau bahkan black campaign, namun pada penyampaian visi dan misi, serta hasil kinerja, prestasi yang telah dicapai. Propaganda adalah alat politik yang memiliki beragam cara. Propaganda sering kali menggambarkan upaya negatif atau mengarah pada suatu hal yang negatif dalam memepengaruhi masyarakat. Sehingga perlu dilihat lebih dalam melalui kajian media, wawancara dan survey sebagai elemen pendukung dalam melihat arah suatu kebijakan sudah tepat atau menuju propaganda negatif. Penelitian ini melihat kedua hal besar tersebut dengan melakukan teknik wawancara. Wawancara dilakukan bersama Direktur Komunikasi dan Informasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Dwi Badarmanto. Pengolahan data berdasarkan definisi, teori, media monitoring, dan wawancara dengan narasumber. Hasilnya, strategi publisitas yang dilakukan incumbent adalah pemaparan ide, gagasan, rekam jejak, prestasi, dan hal-hal positif. Dengan menekankan bahwa berkata jujur adalah bentuk edukasi bagi setiap masyarakat yang ada. Bahwa pesta demokrasi ini haruslah bergembira dan bukan berujung pada kebencian atau perpecahan. Propaganda yang dilakukan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin adalah bentuk balasan atas isu dan pernyataan yang diberikan kubu lain. Dimana propaganda yang diangkat tidak jauh dari capaian kinerja dan prestasi yang ada.