Fotojurnalistik Antara Dilema Realis Dan Surealis, Tinjauan Teoritis Pada Beberapa Karya Fotojurnalistik Terkait Pembunuhan Osama bin Laden Pada Harian Kompas)
Isi Artikel Utama
Abstrak
their goal. There are two interesting controversy between two kind of photography: 1) Realismphotography. It regards photography as iconistic realities; 2) Surealism photography. It regards
photography as a discursive and non-discursive materials. Journalistic photos after September 11
incident made up journalistic photos which emerged from witness bearing, or redundancy of way and
news forms. This article will give theoretical review how to simulate reality of Osama bin Laden’s death
in the journalistic photos. The conclusion of this article indicates that Osama bin Laden had become a
real figure of simulacrum which legalized any accusation or demonization into certain group (muslims).
News about Osama’s death was like one about the death of horor figure showed in films. This thing is
like a naration necessity. Hence, in the room of simulation, it is a must to make hypereality in the event
and certain scenes. This is like a dreaming and principles of surealistic works. Journaslitic photos
about Osama’s death could be regarded as an illusion event with a dreaming and surealism nuance.
Fotografi menyajikan sebuah iklim baru dalam diskursus seni rupa. Lukisan klasik dan realis mampu
menghadirkan tujuan-tujuannya. Ada dua kontroversi yang cukup menarik dari sebuah karya fotografi.
1). Fotografi realisme yang menjadikan fotografi sebagai sebuah realitas yang ikonis; 2) Fotografi
Surealisme yang menjadikan sebuah karya fotografi menjadi materi diskursif dan nondiskursif.
Fotojurnalistik setelah peristiwa 11 September merupakan sebuah karya fotojurnalistik yang lahir dari
sebuah witness bearingyang merupakan sebuah pengulangan langgam dan bentuk pemberitaan. Tulisan
ini ingin memberikan suatu penjelasan teoritis berupa tinjuan tentang bagaimana simulasi realitas
pembunuhan Osama bin Laden dalam fotojurnalistik. Kesimpulannnya menunjukkan bahwa Osama bin
Laden yang kerap digambarkan melalui sebuah berita foto atau berita visual televisi telah menjadi
sebuah sosok simulakrum sejati yang mengesahkan segala macam tuduhan atau demonisasi pada
kelompok tertentu (muslim). Pemberitaan Kematian Osama seperti matinya sosok horor dalam film.
Seolah-olah menjadi keharusan narasi. Karena itu menjadi keharusan, maka dalam ruang simulasi harus
dibuat hiperelitasnya dalam sebuah peristiwa dan adegan tertentu. Ini serupa dengan cara kerja mimpi
dan prinsip karya surealistik. Fotojurnalistik tentang kematian Osama bin Laden dapat dikatakan sebuah
peristiwa ilusi dan bercorak mimpi dan surealistik.
Rincian Artikel
Referensi
A Biography Of Osama Bin Laden.
http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/shows/binLaden/who/bio.html. (diunduh tanggal 19
November 2012)
Barthes, Roland. 1982. America Lucida; Reflection On Photography. New York: Hill And Wang.
Baudrillard, Jean p. 1996. The Perfect Crime. New York: Verso.
----------------------. 2000. The Vital Illusion. New York: Columbia University Press.
----------------------. 2002. Screened Out. New York: Verso.
----------------------. 2004. Masyarakat Konsumsi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Berger, Peter., and Luckmann, Thomas. 1979. The Social Construction of Reality: A Treatise In The
Sociology of Knowledge. Middlesex: Penguin Books.
Chomsky, Noam. 1991. Menguak Tabir Terorisme Internasional. Jakarta: Mizan.
Cobley, Paul., dan Jansz, Litza. 1999. Introducing Semiotic. Uk: Icon Books.
Eco, Umberto. 1979. A Theory Of Semiotics. Bloomington: Indiana University Press
-----------------. 1980.The Name Of The Rose. New York: Warner Books Inc.
Holmes, David. 2005.Communication Theory; Media, Technology, Society. London: Sage Publication.
Humphrey, Michael. 2007. Culturalising the Abject: Islam, Law and Moral Panic in the West.
Australian Journal of Social Issues.42 (1): 9-25.
Hutcheon , Linda. 1989. The Politics of Postmodernism. London: Routledge.
Kellner, Douglas. 2010. Budaya Media;Cultural Studies, Identitas Dan Politik: Antara Modern dan
Postmodern.Yogyakarta: Jalasutra.
Kovach, Bill., and Rosentstiel, Tom. 2004. Elemen-Elemen Jurnalisme. Jakarta: ISAI.
Lash, Scott. 2004.Sosiologi Postmodernisme. Yogyakarta: Kanisius.
Noth, Winfried. 1990. Handbook of Semiotics. Bloomingtoon: Indiana University Press.
Piliang, Yasraf A. 2003. Hypersemiotika. Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna.Yogyakarta:
Jalasutra.
--------------------. 2005. Transpolitika.Yogyakarta: Jalasutra
Ritzer, George. 2009. Teori Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Walz, Robin. 2000. Pulp Surrealism; Insolent Popular Culture in Early Twentieth-Century Paris.
Berkeley: University of California Press.
Zelizer, Barbie., Allan, Stuart.ed. 2004. Jornalism After September11. London: Routledge.
.