KOMUNIKASI POLITIK TERKAIT HOAKS PADA PEMILU PRESIDEN INDONESIA 2024
Isi Artikel Utama
Abstrak
Penyebaran hoaks melalui media digital semakin tidak terbendung dari tahun ke tahun termasuk hoaks dengan tema politik. Kemkominfo di awal 2024 telah menangani 2.882 konten hoaks yang tersebar di media sosial dan 203 diantaranya adalah hoaks tentang Pemilu. Hoaks di masa Pemilu dapat menjadi instrumen propaganda yang digunakan untuk mempengaruhi opini publik dan hasil pemilihan. Karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang komunikasi politik terkait hoaks pada Pemilu Presiden Indonesia 2024. Metode penelitian adalah analisis isi kuantitatif. Hasil menelitian menyimpulkan bahwa pesan hoaks kategori menyesatkan dan manipulatif digunakan untuk menjatuhkan lawan politik yang kebanyakan disebarkan dalam bentuk video di YouTube dan TikTok. Komunikasi politik terkait hoaks, terjadi secara terencana baik dilakukan oleh pihak yang pro maupun anti terhadap paslon tententu. Aktor utama yang paling banyak diserang adalah paslon Prabowo-Gibran dan juga Presiden Jokowi. Komunikator penyebar hoaks adalah pihak-pihak yang tidak menyenangi paslon tertentu dan juga pemerintah yang berkuasa. Hoaks diproduksi untuk merugikan pihak-pihak tertentu dengan kebencian dan permusuhan dan disebarkan berulang-ulang dengan motif politik yang sangat kental. Keberadaan tim verifikasi fakta yang dipercaya sangat membantu masyarakat agar tidak terprovokasi dengan memberikan literasi digital terkait kebenaran informasi.
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Nama dan alamat email yang dimasukkan di situs jurnal hanya akan digunakan untuk tujuan yang sudah disebutkan, tidak akan disalahgunakan untuk tujuan lain atau untuk pihak lain.