RISET DESAIN DALAM METODOLOGI PENELITIAN

Isi Artikel Utama

Mohammad Mulyadi

Abstrak

Research design is one of the stages that must be passed or made in order that research achieved its
objectives.  Research  design  is  a  work  plan  to  make  a  construction  that  every  question  can  be
answered.  In  conducting  the  study,  a  researcher  must  have  a  research  paradigm  that  explains
researcher’s view in understanding a problem, and the testing criteria as the basis for answering the
research  problem.  In  general,  the  research  paradigm is  classified  into  two  groups:  quantitative
research (positivist) and qualitative research (phenomenology / postpositivist).  Quantitative approach
based on the positivist paradigm, namely how to getto the truth of empirical science by using human
senses and keeping track of the outside perspective. Meanwhile, a qualitative approach is based on the
paradigm of phenomenology, which states that the essence of meaning or truth can be gained through
human interaction; and hence it is not value free. Some designs are typically used in social research is
explanatory,  that  examine  the  relationship  or  influence  between  the  hypothesized  variables:
descriptive,  which  is  the  research  that  gives  a  clearer  picture  about  social  situations,  and
experimental,  the  trials  or  experiments  to  test  the hypothesis  in  conditions  where  one  or  several
variables can be controlled.

 

Riset desain merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui atau dibuat oleh seorang peneliti agar
penelitan yang akan dilakukan dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Riset desain
adalah  sebuah  rencana  kerja  dengan  membuat  sebuah  konstruksi  agar  setiap  pertanyaan  dapat
ditemukan  jawabannya.  Dalam  melakukan  penelitian,  seorang  peneliti  tentu  memiliki  paradigma
penelitian yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria
pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian. Secara umum, paradigma penelitian
diklasifikasikan  dalam  dua  kelompok  yaitu  penelitian  kuantitatif  (positivis)  dan  penelitian  kualitatif
(fenomenologi/postpositivis).  Pendekatan  kuantitatif  didasari  oleh  paradigma  positivis,  yaitu
bagaimana  cara  mendapatkan  kebenaran  dalam  ilmu  pengetahuan  secara  empiris  dengan
menggunakan  indera  manusia  dan  melacak  dari  sudut  pandang  luar.  Sementara  itu  pendekatan
kualitatif  didasari  oleh  paradigma  fenomenologi,  yang  menyatakan  bahwa  esensi  makna  atau
kebenaran  dapat  diperoleh  melalui  interaksi  manusia;  oleh  karena  itu  tidak  bebas  nilai.  Beberapa
desain  yang  biasanya  digunakan  dalam  penelitian sosial  adalah  eksplanasi,  yaitu  menguji  hubungan
atau  pengaruh  antar-variabel  yang  dihipotesiskan;  deskriptif,  yaitu  merupakan  penelitian  yang
memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial; dan eksperimental, yaitu percobaan
atau eksperimen untuk melakukan tes hipotesis dalamkondisi di mana satu atau beberapa variabelnya
dapat dikontrol.

Rincian Artikel

Bagian
Artikel

Referensi

Adi, Rianto. 2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit.

Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Peneltian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Airlangga University Press.

Creswell, John W. 1994. Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. California: Sage

Publications, Inc.

Lincoln, Yvonna S. Dan Egon G. Guba. 1985. Naturalistic Inquiry. Beverly Hills: Sage Publications

Moleong, Lexy. J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. 2002. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia.

Poerwandari, Kristi. 2001. Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta:

LPSPPP, Fakultas Psikologi UI.

Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu