Permasalahan, Solusi dan Model Komunikasi Humas dalam Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung

Main Article Content

Iman Mukhroman
Rangga Galura Gumelar
Iksan Ahmad

Abstract

Penetapan Peraturan Pemerintah (PP) No. 26 tahun 2012 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung di satu sisi memberikan dampak positif bagi percepatan pembangunan kawasan destinasi unggulan di Provinsi Banten, tetapi disisi lain menimbulkan permasalahan yang harus segera dituntaskan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi pasca ditetapkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 26 Tahun 2012 tersebut, solusi apa yang dilakukan terkait masalah tersebut, serta model komunikasi yang seperti apa yang tepat untuk bisa diimplementasikan terkait pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersumber pada data hasil wawancara mendalam, observasi di lapangan, serta Focus Group Discussion (FGD). Hasil dari data tersebut kemudian dijadikan sebagai Model Komunikasi Humas Pemerintahan Provinsi Banten dan Masyarakat. yang berlandaskan pada model two way communication Schramm, dan model komunikasi Devito. Hasil penelitian menegaskan bahwa permasalahan yang terjadi adalah lemahnya koordinasi dan sinkronisasi kerja sebagai imbas  dari  belum berfungsiya dewan kawasan sebagaimana mestinya. Solusi atas masalah tersebut adalah adanya Humas Dewan Kawasan  yang mengatur distribusi koordinasi dan sinkronisasi yang lebih terarah di antara pihak terkait, terutama pada pelaksana di tingkat kawasan nasional, propinsi dan daerah. Model komunikasi humas yang ditawarkan dalam penelitian ini  kiranya bisa memberikan ruang publik bagi semua pemangku dalam hal pengembangan KEK Pariwisata Tanjung Lesung.

Article Details

Section
Informatics

References

Bungin, B. (2001). Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Chatamallah, M (2008). Strategi Public Relations dalam Promosi Pariwisata: Studi Kasus dengan Pendekatan Marketing Public Relations di Provinsi Banten. Jurnal Mediator FIKOM UNISBA Volume No. 9 No.2, hal. 393.

Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten (2013). Analisis Dampak KEK Tanjung Lesung: Banten

Effendy, O. (2000). Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT.Rosdakarya.

Jandt, F. E. (1998). Intercultural Communication An Introductions, Thousand Oaks: Sage Publications

Littlejohn, S. W. (1996). Theories of Human Communication, Ohio: Charles E. Merril Company

Moleong, Lexy. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Moore, H.F. (2004). Humas: Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mukhroman, I. dan Gumelar, R. G. (2013). Perencanaan Strategi Humas Pemprov Banten Pasca Ditetapkannya KEK Pariwisata Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten. Jurnal Kajian Komunikasi LP3 FIKOM UNPAD Volume 1 No.2 Desember 2013, hal 206-218.

Nova, F. (2009). Crisis Public Relations (Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan). Jakarta : Grasindo.

Peraturan Pemerintah (PP) No. 26 Tahun 2012 tentang KEK Pariwisata Tanjung Lesung

Permendagri No. 13 Tahun 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kehumasan di lingkungan Kementrian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah

Rasyid, M. R. (2000). Makna Pemerintahan, Jakarta : Yasrif Watampone.

Pitana, I. G. dan Gayatri, P. G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi Offset

Undang-undang No. 10 tahun 2009 tentang Pariwista

Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus