Risk Level Measurement of Integrated Broadband Village Program in Papua and East Nusa Tenggara Region (Pengukuran Tingkat Risiko Program Desa Broadband Terpadu di Wilayah Papua dan Nusa Tenggara Timur)
Isi Artikel Utama
Abstrak
This study is measuring the risk level of the sustainability program of Integrated Rural Broadband and risk mitigation planning. Observations on the operation of each component of the system such as infrastructure, information networks, services and applications, readiness support facilities, human resources and regulatory is focused by studying the level of risk that can lead to the failure of the program. Measurement of the level of risk is carried by the semi-quantitative method. The data used is the research data about Risk Management Program of Integrated Rural Broadband in Indonesia especially in Papua and East Nusa Tenggara. The measurement results have shown low risk category for four villages, the remain are at medium and high risk categories. The highest risk category is the category of Human Resources, Information Network and Support Facilities. To maintain the continuity of DBT has been built, it is recommended to do risk management based on the causes of risk which has been identified.
Penelitian ini melakukan pengukuran tingkat risiko keberlangsungan program Desa Broadband Terpadu (DBT) serta perencanaan mitigasi risikonya.Pengamatan pada tiap komponen sistem penyelenggaraan seperti infrastruktur, jaringaninformasi, layanan dan aplikasi, kesiapan fasilitas pendukung, sumber daya manusia serta regulasidifokuskan dengan mempelajari tingkat risiko yang dapat bermuara pada kegagalan program. Pengukuran tingkat risiko dilakukan dengan metode semikuantitatif. Data yang digunakan adalah data hasil penelitian tentang Penanganan Risiko Program Desa Broadband Terpadu di Indonesia khususnya di wilayah Papua dan Nusa Tenggara Timur.Hasil pengukuran menunjukkan empat desa yang termasuk dalam kategori risiko rendah, selebihnya termasuk kategori risiko sedang dan tinggi. Kategori risiko yang paling tinggi adalah kategori Sumber Daya Manusia, Jaringan Informasi dan Fasilitas Pendukung. Untuk menjaga keberlangsungan DBT yang telah dibangun maka direkomendasikan penanganan risiko berdasarkan penyebab risiko yang telah diidentifikasi.
Rincian Artikel
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).
Referensi
Amin, M. (2015) Optimasi Pembagian Rute Operasi Pusat Layanan Internet Kecamatan Bergerak. Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, 5 (2); 161-174
BBPPKI Makassar, (2016) Pengelolaan Risiko Program Desa Broadband Terpadu di Wilayah Kerja BBPPKI Makassar.
Critical Infrastructure Policy, Public Safety Canada (2010), Risk Management Guide for Critical Infrastructure Sectors, Initial version
CRMS (2016) Intensive Workshop: ERM Fundamentals ISO 310000: 2009
Dirtelsus USO (2015) Kajian perencanaan dan pemetaan penyediaan infrastruktur Pitalebar. Kominfo, Jakarta
Hartiningsih. (2013). Implementasi MPLIK (Mobil Pusat Layanan Informasi Kecamatan) Sebagai Upaya Menuju Masyarakat Informasi (Observasi di Provinsi Sulawesii Tengah, Kota Palu dan Kecamatan Marawola). Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan, 70-86.
Irvan. (2013, Juli 3). Dipetik Feb 18, 2014, dari Media Center Riau: http://mediacenter.riau.go.id/berita-557-dialog-optimalisasi-mencari-solusi-kendala-operasional-mplik.html
Jean-Paul Rodrigue, Claude Comtois, Brian Slack., 2013., The Geography of Transport Systems 3rd Edition, Routledge, New York
Kelly T, Rossotto CM (2012) Broadband Strategies Handbook. World Bank, Washington, DC. doi: http://dx.doi.org/10.1016/S0263-7863(98)00032-5
Kominfo (2016) Pengelolaan Risiko Program Desa Broadband Terpadu di Indonesia
Minges M, Kimura K, Beschorner N, Davies R, Zhang G (2014) Information and Communications in the Chinese Countryside: A Study of Three Provinces. World Bank Publications,
Subiyakto, H. (2013). Internet untuk Pedesaan dan Pemanfaatannya bagi Masyarakat. Masyarakat, kebudayaan dan Politik, Vol. 26, 243-256
Susanto, I. (2012). Model Pemberdayaan Optimalisasi Layanan Jasa Akses Telekomunikasi dan Informatika KPU/USO Lintas Perguruan Tinggi di Kabupaten Purbalingga. Seminar Nasional Ilmu Komputer Universitas Diponegoro 2012 (hal. 191-200). Semarang: Universitas Diponegoro.
Syarifuddin. (2013). Mekanisme Pengelolaan Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan di Sulawesi Selatan. Jurnal Pekommas, 113-120.
Tiffin J, Kissling C (2007) Transport Communications: Understanding Global Networks Enabling Transport Services. Kogan Page
Yalia, M. (2013). Evaluasi Kebijakan Program Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK). Jurnal Penelitian Komunikasi, 205-220.