Health Information of Literation as Prevention Processes of Hoax Information in the Use of Traditional Medicine in Digital Era (Literasi Informasi Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan Informasi Hoax dalam Penggunaan Obat Tradisional di Era Digital)
Isi Artikel Utama
Abstrak
Health literacy becomes important to have in the communication process that occurs at this time. In this digital era, we can access a variety of information easily. It is undeniable that if some sort of information that we get is a hoax information. One of this information relating to the health sector, namely in the use of traditional medicine in the digital age.In this study, researcher are interes ted to raise the research on health literacy as an effort to prevent hoax information in the use of traditional medicine in the digital age. Especially considering that the use of traditional medicine is also becoming crowded spread in the internet and social media. Researcher want to know how health literacy as an effort to prevent hoax information in the use of traditional medicine in the digital age. Results of research have shown that health literacy is regarded as prevention efforts in the face of a hoax information about the use of traditional medicines, which include: (1) the selection of media in the information needs of health care; (2) determination of the source of reference in cross check the accuracy of information about the health of the traditional medicine; (3) health right decision in using the traditional medicine.
Literasi kesehatan menjadi hal yang penting dimiliki dalam proses komunikasi yang terjadi saat ini. Pada era digital ini, kita dapat mengakses berbagai macam informasi dengan mudah. Tak dapat dimungkiri jika sebagian informasi yang kita dapatkan pun adalah informasi hoax. Salah satunya informasi yang berkaitan dengan bidang kesehatan, yaitu dalam penggunaan obat tradisional di era digital. Peneliti mengangkat penelitian tentang literasi kesehatan sebagai upaya pencegahan informasi hoax dalam penggunaan obat tradisional di era digital. Apalagi mengingat bahwa penggunaan obat tradisional pun kian ramai menyebar dalam internet dan media sosial. Peneliti ingin mengetahui literasi kesehatan sebagai upaya pencegahan informasi hoax dalam penggunaan obat tradisional di era digital. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa literasi kesehatan memang dikatakan sebagai upaya pencegahan dalam menghadapi informasi hoax tentang penggunaan obat tradisional, yang meliputi; (1) pemilihan media dalamkebutuhan informasi pelayanan kesehatan; (2) penentuan sumber referensi dalam cross check kebenaran informasi kesehatan tentang obat tradisional tersebut; (3) pengambilan keputusan kesehatan yang tepat dalam menggunakan obat tradisional tersebut.
Rincian Artikel
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).
Referensi
Australian Bureau of Statistics. (2009). Australian Social Trends 2000. http://www.abs.gov.au
BPS. (2007). Susenas 2007. http://microdata.bps.go.id
Carbone, E. & Jamie M. Z. (2012). Nutrition and Health Literacy: A Systematic Review to Inform Nutrition Research and Practice. Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, 112(2).
Darmastuti, R., & Sari, D. kartika. (2011). Kekuatan Kearifan Lokal Dalam Komunikasi Kesehatan. Jurnal Komunikator, 3(2), 233–244.
Depkes RI. (2011). Depkes RI Nomor: 63/ KES / 23 / 2011 tentang Pedoman umum Asuhan Kesehatan.
European Health Literacy Consortium. (2013). Health Literacy (HLS-EU).
Foster & Anderson. (1999). Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI-Pres
Hernandez, L. M. (2013). Health Literacy: Improving Health, Health Systems, and Health Policy Around The World, Workshop Summary. Washington DC: The National Academies Press.
Mulyana, D. (2007). Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nutbeam, D. (2000). Health Literacy as a Public Health Goal: A Challenge for Contemporary Health Education and Communication Strategies into the 21st Century. Oxford J Med Health Promotion Int, 15(3), 259-267.
Prasanti, D. & El-Karimah, K. (2016). Health Communication in Using Traditional Medicine in Digital Era. ICC UMB: Yogyakarta.
Rakhmat, J. (2002). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sembiring, S., & Sismudjito. (2015). Pengetahuan dan Pemanfaatan Metode Pengobatan pada Masyarakat Desa Suka Nalu Kecamatan Barus Jahe. Perspektif Sosiologi, 3(1), 104–117.
Sudarma, M. (2008). Sosiologi untuk Kesehatan. Jagakarsa: Salemba Medika.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
West, Richard. Lynn H.Turner. 2007. “Pengantar Teori Komunikasi”. Jakarta: Salemba Humanika.
Zoellner, J., et al. (2011). Health Literacy is Associated with Healthy Eating Index Scores and Sugar-Sweetened Beverage Intake: Findings From The Rural Lower Mississippi Delta. J Am Diet Assoc. 2011;111:1012-1020.