The Harmonious Communication Model on Among Religious Adherents in Sorong, West Papua
Isi Artikel Utama
Abstrak
This research objective is to describe the process and model of harmonious communication among religious adherents and the supporting and inhibiting factors for the occurrence of harmonious communication in Sorong, West Papua. This research uses a qualitative approach with descriptive research to understand the process and model of communication between religious adherents. The research subject of interfaith leaders in Sorong amounted to 7 informant. The data collection method was done by interview and documentation techniques. Furthermore, the research result is a description of the process of harmonious communication among religious adherents carried out through the stages of structuring harmony and productivity. While, the stages of structuring harmony are carried out through the process of instilling mutual understanding, tolerance, and mutual respect among the adherents of the religion. The steps have resulted in productivity, namely; the realization of harmony among religious communities, and rised to a harmonious communication model that was built based on peace, tolerance, and cooperation. Supporting factors for harmonious communication are the role of the "Forum on Religious Harmony" (FKUB) and the role of religion and culture. The factor of inhibiting is the existence of socio-economic inequality and ineffective communication between local leaders and communities and national leaders.
Rincian Artikel
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).
Referensi
Ali, M. (2016). Harmonical Communication; Sebuah Pesan Damai Dalam Perbedaan. Salatiga : LP2M Press, IAIN Salatiga.
Anshari, M. J. (2013). Harmonisasi Antarumat Beragama di Papua. Istiqro, 12(01), 287–312. http://istiqro.kemenag.go.id/index.php/istiqro/article/view/66.
Asianto, D. P. A. (2017). Kota Sorong, Toleransi Umat Beragama Papua Barat Urutan Pertama di Indonesia. http://www.suarakarya.id/detail/47690/Kota-Sorong-Toleransi-Umat-Beragama-Papua-Barat-Urutan-Pertama-di-Indonesia
Asshiddiqie, J. (2014). Toleransi dan Intoleransi Beragama di Indonesia Pasca-reformasi”, Disampaikan dalam Dialog Kebangsaan tentang “Toleransi Beragama.” Ormas Gerakan Masyarakat Penerus Bung Karno, Di Hotel Borobudur Jakarta, 13, 1–3. https://adoc.pub/toleransi-dan-intoleransi-beragama-di-indonesia-pasca-reform.html
Cangara, H. (2000). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rajawali Press.
Didah. (2016). Indeks Kerukunan Umat Beragama 2016 Naik. 6/2/2019. https://www2.kemenag.go.id/berita/470394/indeks-kerukunan-umat-beragama-2016-naik
Didah. (2017). Indeks Kerukunan Umat Beragama di Indonesia Tahun 2017 Kategori Baik. https://kemenag.go.id/berita/read/507241/indeks-kerukunan-umat-beragama-di-indonesia-tahun-2017-kategori-baik
Fidiyani, R. (2013). Kerukunan Umat Beragama di Indonesia (Belajar Keharomonisan dan Toleransi Umat Beragama di Desa Cikakak, Kec. Wangon, Kab. Banyumas). Jurnal Dinamika Hukum, 13(3), 468–482.
http://dx.doi.org/10.20884/1.jdh.2013.13.3.256
Hamdani, A. G. (2017). Akulturasi Budaya Islam–Kristen dalam Mewujudkan Kerukunan. FITRAH: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 2(2), 101–122.
https://doi.org/10.24952/fitrah.v2i2.476
Huda, S. (2017). Kampung Inklusif: Model Toleransi Antar Agama Di Balun Lamongan. Al-Hikmah, 1(1), 1–45.
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Ah/article/view/959
Ismail, A. (2010). Refleksi Pola Kerukunan Umat Beragama. Analisa: Journal of Social Science and Religion, 17(2), 175–186.
https://doi.org/10.18784/analisa.v17i2.36
Kahmad, D. (2006). Sosiologi Agama. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi; Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.
Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2008). Teori Komunikasi, Jakarta: PT. Salemba Humanika.
Lubis, R. (2005). Meretas Wawasan & Praksis Kerukunan Umat Beragama di Indonesia”. Jakarta : Pus-Litbang Kemenag RI.
Moekijat. (1993). Teori Komunikasi. Bandung : Mandar Maju.
Mulkhan, A. M. (1998). Atas Nama Agama. Bandung : Pustaka Hidayah.
Nasikun. (1989). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta : Rajawali Press.
Nazmudin, N. (2018). Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama dalam Membangun Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Journal of Government and Civil Society, 1(1), 23–39.
http://dx.doi.org/10.31000/jgcs.v1i1.268
Ratnasari, A. (2007). Komunikasi Harmonis Orang Tua dengan Anak. Mediator: Jurnal Komunikasi, 8(2), 345–352.
https://doi.org/10.29313/mediator.v8i2.1247
Rosyid, M. (2014). Keselarasan Hidup Beda Agama dan Aliran: Interaksi Nahdliyin, Kristiani, Buddhis, dan Ahmadi Di Kudus. Fikrah, 2(1), 75–94. http://dx.doi.org/10.21043/fikrah.v2i1.557
Sabur, B. R. (2010). Materi-Materi Kuliah Filsafat Komunikasi. Bandung : Program Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.
St Aisyah, B. M. (2014). Konflik sosial dalam hubungan antar umat beragama. Jurnal Dakwah Tabligh, 15(2), 189–208. https://doi.org/10.24252/jdt.v15i2.348
Sudjangi, Ed. (1998). Kompilasi Peraturan Perundang-Undangan Kerukunan Hidup Umat Beragama. Jakarta : Departemen Agama RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Agama, Proyek Peningkatan Kerukunan Hidup Umat Beragama.
Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Suhaidi, M. (2014). Harmoni Masyarakat Satu Desa Tiga Agama di Desa Pabian, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Madura. Harmoni, 13(2), 8–19.
Sumai, S., Naumi, A. T., & Toni, H. (2018). Dramaturgi Umat Beragama: Toleransi dan Reproduksi Identitas Beragama di Rejang Lebong. Kontekstualita, 32(01), 118–143.
http://e-journal.lp2m.uinjambi.ac.id/ojp/index.php/Kontekstualita/article/view/33/13
Sumbulah, U., & Al Aluf, W. (2015). Faktualisasi Relasi Islam-Kristen di Indonesia. Malang : UIN Maliki Press.
Sunaryo, A. (2012). Teologi Inklusif Nurcholis Madjid dan Pengaruhnya terhadap Fikih Lintas Agama di Indonesia. Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 6(1), 1–14. https://doi.org/10.24090/mnh.v6i1.584
Syam, N. (2018). Islam Nusantara Berkemajuan; Tantangan dan Upaya Moderasi Agama. Semarang : Fatawa Publishing.
Syarifuddin, S. (2014). Agama dan Benturan Peradaban. SUBSTANTIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 16(2), 229–242.
http://dx.doi.org/10.22373/substantia.v16i2.4931
Uha, I. N. (2012). Komunikasi Lintas Budaya: Teori, Aplikasi dan Kasus Sosial Bisnis dan Pembangunan. Sidoarjo : CV. Dwiputra Pustaka Jaya.
Ulum, R., & Budiyono (Editor). (2016). Survei Kerukunan Umat Beragama di Indonesia Tahun 2015. Jakarta : Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Kementerian Agama RI.
Wekke, I. S. (2013). Islam di Papua Barat: Tradisi dan Keberagaman. ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam, 14(2), 117–134.
https://doi.org/10.18860/ua.v14i2.2652
Wekke, I. S. (2016). Harmoni Sosial dalam Keberagaman dan Keberagamaan Masyarakat Minoritas Muslim Papua Barat. Kalam, 10(2), 295–312.
https://doi.org/10.24042/klm.v10i2.3
West, R., & Turner, L. H. (2010). Pengantar Teori Komunikasi; Analisis dan Aplikasi, Buku 2. Jakarta : Salemba Humanika.