Peran Media Baru dalam Perubahan Relasi Kekuasaan

Isi Artikel Utama

Ressi Dwiana

Abstrak

Penggunaan media baru yang semakin meluas,  turut menyebarkan karakter yang lebih demokratis dalam sistem media tersebut. Model distribusi informasi tidak lagi bersifat linier melainkan menyebar. Hal ini memungkinkan setiap orang menyampaikan pesan, termasuk kritik terhadap kelompok manapun, termasuk kelas penguasa.  Artikel ini menelaah bagaimana media baru terutama media sosial dipergunakan sehingga berperan dalam perubahan relasi kuasa di Indonesia.  Penelitian ini fokus pada 3 bidang yaitu politik, agama, dan ekonomi. Di ke-tiga bidang tersebut, aktivisme media sosial sangat tinggi. Berbagai isu di bidang tersebut  kerap mendominasi   arus pesan dan informasi di media baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran media baru terwujud dalam berbagai ekspresi pesan dan informasi yang beredar di media sosial, seperti penggunaan hashtag dan meme. Media baru berfungsi untuk menghimpun massa yang sangat besar sehingga mampu menggeser bahkan mengambil alih kekuaasaan. Peran media baru bervariasi di 3 bidang tersebut. Di level tertinggi ada perubahan sikap dan kebijakan dari kelas penguasa. Namun di level yang paling rendah, media baru masih hanya sebatas wadah untuk menampung kritikan terhadap kelas penguasa.

Rincian Artikel

Bagian
Komunikasi

Referensi

Agerdal-Hjermind, A. 2014. The Enterprise Social Media Relations dalam Communication and Language at Work Journal. Vol. 1 No. 3, 2014.

BBC.com. (6 Maret 2015). #TrendSosial: Tertawa Bersama #SaveHajiLulung di Twitter. http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/03/150306_trensosial_hajilulung, diakses 7 Oktober 2015.

BBC.com. (26 September 2014). DPR Memutuskan Pilkada Lewat DPRD. http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/09/140925_pilkada_hasil, diakses 10 November 2015.

CNNIndonesia.com. (10 Desember 2014). Mati Ketawa Cara Akun KW Medsos Pesohor. http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20141210140100-234-17218/mati-ketawa-cara-akun-kw-medsos-pesohor, diakses 9 Oktober 2015.

CNNIndonesia.com. (8 Oktober 2015). Muchsin Alatas: 'Jumlah kami sudah 7 juta'. http://www.cnnindonesia.com/nasional/20141008165430-12-5780/muchsin-alatas-jumlah-kami-sudah-7-juta/, diakses 9 Oktober 2015.

CNNIndonesia.com. (30 Mei 2015). Semburan Lumpur Lapindo Diprediksi Hingga 20 Tahun Lagi. http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150530080656-85-56649/semburan-lumpur-lapindo-diprediksi-hingga-20-tahun-lagi, diakses 9 Oktober 2015.

Connel, R. (2010). Ruling Class Ruling Culture. Cambridge: Cambridge University Press.

Dosi, E. (6 April 2011). Media dalam Jaring Kekuasaan. http://kupang.tribunnews.com/2011/04/06/media-dalam-jaring-kekuasaan, diakses 10 November 2015.

Fuchs, C. (2008). Internet and Society. New York: Routledge.

Habermas, J. (2007). Ruang Publik, Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Hoston, P. B., dan Hunt, C. L. (1984). Sosiologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Kompas.com. (28 Februari 2014). Sebenarnya, Berapa Persen Saham Bakrie. http://tekno.kompas.com/read/2014/02/28/0727434/Sebenarnya.Berapa.Persen.Saham.Bakrie.di.Path, diakses 9 Oktober 2015.

Kompas.com. (26 September 2014). #ShameOnYouSBY Jadi “Trending Topik” Dunia http://tekno.kompas.com/read/2014/09/26/11475987/.ShameOnYouSBY.Jadi.Trending.Topic.Dunia diakses 7 Oktober 2015.

Littlejohn, S. W, dan Foss, K. A (eds). (2009). Encyclopedia of Communication Theory Volume 2. California: Sage Publications.

Merdeka.com. (24 September 2014). FPI tolak Ahok jadi gubernur karena bukan Islam & bacotnya busuk. http://www.merdeka.com/peristiwa/fpi-tolak-ahok-jadi-gubernur-karena-bukan-islam-bacotnya-busuk.html, diakses 9 Oktober 2015.

Miller, N. W, dan Ko, R. S. Studying Political Microblogging: Parliamentary Candidates on Twitter During February 2012 Election in Kuwait. International Journal of Communication. Vol. 9, 2015.

Nawawi, H. (1984). Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nugroho, N, dkk. (2012). Mapping the Landscape of the Media Industry in Contemporary Indonesia. Jakarta: CIPG dan Hivos.

Radloff, J. 2005. Claiming Cyberspace Communication and Networking for Social Change and Women's Empowerment dalam Feminist Africa Women Mobilised Journal. Issue 4, 2005.

Rmol.co. (9 Juli 2012). Korban Lapindo: Saya Benci TV One dan Anteve. http://www.rmol.co/read/2012/07/09/70268/Korban-Lapindo:-Saya-Benci-TV-One-dan-ANTV!-, diakses 9 Oktober 2015.

Robison, R, dan Hadiz, V. R. (2004). Reorganising Power in Indonesia. New York: Routledge.

Smiers, J. (2009). Arts under Pressure. Yogyakarta: Insistpress.

Stageman, A, dan Berg, K. 2013. Friends, Fans, and Followers. Case Studies in Strategic Communication Journal. Vol. 2, 2013.

Tempo.co. (7 Mei 2015). Ahok vs DPRD: Mati Ketawa Netizen di #SaveHajiLulung. http://metro.tempo.co/read/news/2015/03/07/083647794/ahok-vs-dprd-mati-ketawa-netizen-di-savehajilulung, diakses 7 Oktober 2015.

Tempo.co. (20 Desember 2014). Ical, Lumpur Lapindo, dan Pemberi Harapan Palsu. http://nasional.tempo.co/read/news/2014/12/20/078629935/ical-lumpur-lapindo-dan-pemberi-harapan-palsu, diakses 9 Oktober 2015.

Tempo.co. (19 Desember 2014). Kasus Lapindo, Duit Negara Rp 10 T, Ical Rp 3,8 T. http://nasional.tempo.co/read/news/2014/12/19/078629771/kasus-lapindo-duit-negara-rp-10-t-ical-rp-3-8-t, diakses 9 Oktober 2015.

Tempo.co. (27 Desember 2011). TVOne Bantah Selewengkan Nama Lumpur Lapindo. http://bisnis.tempo.co/read/news/2011/12/27/090373958/tvone-bantah-selewengkan-nama-lumpur-lapindo, diakses 9 Oktober 2015.

Tribunnews.com. (25 September 2013). Aburizal Bakrie Paling Dicibir Pengguna Sosial Media. http://www.tribunnews.com/nasional/2013/09/25/aburizal-bakrie-paling-dibenci-pengguna-sosial-media, diakses 9 Oktober 2015.

van Dijk, J. (2006). Network Society. California: Sage Publications.

Westerman, D, Spence, P. R, dan Heide, B. V. D. Social Media as Information Source: Recency of Updates and Credibility of Information. Journal of Computer Mediated Communication. Vol. 19, Issue 2, Januari 2015.