The Digital Literacy of Lecturers during the COVID-19 Pandemic
Isi Artikel Utama
Abstrak
Artikel penelitian ini menganalisis gambaran alat dan aplikasi yang digunanakan dosen dalam pembelajaran online, faktor-faktor dan tingkat literasi digital dosen di salah satu kampus agama Islam terbesar di Indonesia pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menjadi penting karena dunia saat ini termasuk Indonesia belum terbebas dari bencana non-alam akibat pandemik COVID-19. Guna menekan penyebaran COVID-19 tersebut, maka pembelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi masih dilakukan secara online. Kondisi tersebut mengharuskan dosen untuk segera beradaptasi dengan sistem pembelajaran menggunakan teknologi informasi yang terhubung dengan internet. Kemampuan tersebut secara sederhana diistilahkan dengan sebutan literasi digital dalam pembelajaran. Pendekatan penelitian ini menggunakna kuantitatif dengan metode survey kepada 49 dosen di salah satu kampus agama Islam terbesar di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat yang digunakan dosen dalam pembelajaran online di masa pandemi COVID-19 terdiri dari laptop atau personal computer yang terhubung internet (63.27 persen), perangkat telepon pintar (smartphone) yang terhubung internet (30.61 persen), komputer atau dekstop yang terhubung internet (4.08 persen), dan sebagian kecil (2.04 persen) lainnya menggunakan gadget atau tablet yang terhubung internet. Aplikasi yang digunakan dosen dalam pembelajaran terdiri dari Zoom (95.92 persen), WhatsApps (89.90 persen), Google Classroom (57.14 persen) dan Academic Information System atau AIS (55.10 persen). Pendapatan pokok responden adalah faktor yang berhubungan nyata dengan tingkat literasi digital dosen. Adapun tingkat literasi digital dosen (63.27 persen) tergolong sedang cenderung tinggi dengan rentangan skor antara 94 sampai dengan 112 (94 ≤ X < 113).
This research article analyzes the description of the tools and applications used by lecturers in online learning, the factors and the level of digital literacy of lecturers at one of the largest Islamic religious campuses in Indonesia during the COVID-19 pandemic. This research is important because the world today, including Indonesia, has not been free from non-natural disasters due to the COVID-19 pandemic. In order to suppress the spread of COVID-19, learning in schools and universities is still carried out online. This condition requires lecturers to immediately adapt to the learning system using information technology that is connected to the internet. This ability is simply termed as digital literacy in learning. This research approach uses a quantitative survey method to 49 lecturers of the largest Islamic religious campuses in Indonesia. The results showed that the tools used by lecturers in online learning during the COVID-19 pandemic consisted of personal computers connected to the internet (63.27 %), internet-connected smartphone devices (30.61 %), computers connected to the internet (4.08 %), and a small portion (2.04 %) use internet-connected gadgets or tablets. Applications used by lecturers in learning consist of Zoom (95.92 %), WhatsApp (89.90 %), Google Classroom (57.14 %) and the Academic Information System or AIS (55.10 %). The respondent's basic income is a factor that is significantly related to the level of digital literacy of lecturers. The level of digital literacy of lecturers (63.27 %) is classified as moderate and tends to be high with a score range between 94 to 112 (94 X < 113).
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).
Referensi
A’yuni, Q. Q. (2015). Literasi Digital Remaja di Kota Surabaya. Journal Unair, 4, 224-239.
Akbar, M. F., & Anggraeni, F. D. (2017). Teknologi dalam Pendidikan: Literasi Digital dan Self-Directed Learning pada Mahasiswa Skripsi. Jurnal Indigenous, 2, 28-38.
Ali, M. (2014). Memahami Riset Perilaku dan Sosial. Jakata (ID): Bumi Aksara.
Bawden, D. (2001). Information and Digital Literacies: A Review of Concepts. Journal of Documentation, 57, 218-259.
Bungin, B. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta (ID): Kencana Prenanda Media Group.
Departemen of E-Learning. (2015). Green Paper: Digital Literacy 21st Century Competencies for Our Age: The Digital Age The Fundamental Building Blocks of Digital Literacy From Enhancement to Transformation. [Data file]. Retrieved from https://education.gov.mt/en/elearning/Documents/Green%20Paper%20Digital%20Literacy%20v6.pdf.
Hanifatunnisa, N. A. (2022). Literasi Informasi Ditinjau Dari Perspektif Generasi Z di Kota Bandung. Pustakaloka, 14(2).
Kadir, E. A., Ramdani, W. S., & Roidbafi, M. A. (2022). Implementasi Literasi Data Digital Untuk Pendidikan Pada Sekolah Menengah. Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Penerapan Ilmu Pengetahuan, 3(2), 23-29.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Materi Pendukung Literasi Digital. Jakarta: Tim GLN Kemendikbud.
Kurniawan, H. (2009). SPSS Complete: Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Software SPSS, Buku Seri Pertama. Jakarta: Salemba Infotek.
Kurniawati, J., & Baroroh, S. (2016). Literasi Media Digital Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Jurnal Komunikator, 8, 51-66.
Limilia, P., & Artisti, N. (2019). Literasi Media dan Digital di Indonesia: Sebuah Tinjauan Sistematis. Jurnal Komunikatif, 8, 205-222.
Setyaningsih, R., Abdullah., Prihantoro, E., & Hustinawaty. (2019). Model Penguatan Literasi Digital Melalui Pemanfaatan E-Learning. Jurnal ASPIKOM, 3, 1200–1214.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syaefudin, M. (2022). Pelatihan Literasi Digital untuk Akademisi. Dimasejati: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 245-257.
Syah, R., Darmawan, D., & Purnawan, A. (2019). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Literasi Digital. Jurnal AKRAB, 10, 60-69.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization. (2018). A Global Framework of Reference on Digital Literacy Skills for Indicator 4.4.2. Canada: UNESCO Institut for Statistics.
Yojana, Y. (2022). Gambaran Literasi Digital Tenaga Kesehatan Peserta Pelatihan di Bapelkes Cikarang Kementerian Kesehatan RI. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(2), 2127-2133.