Komunikasi Lingkungan pada Pengelolaan Sistem Pertanian Rawa Lebak

Isi Artikel Utama

Icuk Muhammad Sakir
Puji Lestari

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi penggunaan saluran komunikasi dalam penyebaran informasi pelestarian lingkungan pada pengelolaan sistem pertanian rawa lebak. Objek penelitian ini adalah saluran komunikasi dengan subjek penelitian para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)/Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) sebagai informan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis studi kasus. Peneliti menggunakan teknik depth interviewing, Focus Group Discussion (FGD), observasi, analisis dokumen serta teknik analisis data menggunakan model interaktif. Hasil penelitian menyatakan 1) Implementasi proses komunikasi lingkungan yang dilakukan PPL/POPT berorientasi pada pemberdayaan masyarakat dengan memfungsikan komunikasi  partisipatif dan dialogis; 2) Kegiatan menstimulasi komunikasi lingkungan gerakan sosial untuk pelestarian lingkungan melibatkan saluran tatap muka dan bermedia; dan 3) Implementasi penggunaan saluran komunikasi efektif dalam menyampaikan pesan pelestarian lingkungan terwujud dalam  merespons permasalahan dan keluhan, mendukung empati dan kinerja Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Simpulan penelitian menyatakan bahwa penggunaan saluran komunikasi tatap muka lebih efektif dan dialogis dibandingkan komunikasi bermedia dalam upaya mengkomunikasikan pesan, terutama mendukung gerakan sosial pelestarian lingkungan. Penelitian ini memberikan kontribusi berupa kebijakan komunikasi lingkungan dialogis dan partisipatif kepada komunitas penyuluh dan Dinas Pertanian Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Rincian Artikel

Bagian
Komunikasi

Referensi

Ar-Riza, A. (2008) ‘Pertanian lahan rawa pasang surut dan strategi pengembangannya dalam era otonomi daerah’, Jurnal Sumberdaya Lahan, Vol. 2 No., pp. 95–104. Available at: https://media.neliti.com/media/publications/133313-ID-none.pdf.

Arsyad, D. M., Saidi, B. B. and Enrizal (2013) ‘Pengembangan inovasi pertanian di lahan rawa pasang surut mendukung kedaulatan pangan’, Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian, 7(4), pp. 169–176.

Cox, R. (2010). Environmental Communication and the Public Sphere (second). SAGE Publications, Inc.

Creswell, J. W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Pustaka Pelajar.

Desinta. (2019). Laporan Musiman Musim Tanam UPTD Pertanian Provinsi Sumatera Selatan.

Heidinia, A. (2017). Komunikasi Lingkungan. Https://Www.Kompasiana.Com.

Herutomo1, C., & Istiyanto, S. B. (2021). Komunikas Lingkungan dalam Mengembangkan Kelestarian Hutan. WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 20(1), 1–13.

Kartika, K. et al. (2018) ‘Effects of particle size and application rate of rice-husk biochar on chemical properties of tropical wetland soil, rice growth and yield’, Australian Journal of Crop Science, 12(5), pp. 817–826. doi: 10.21475/ajcs.18.12.05.PNE1043.

McPhail, T. (2009). Development Communication; Reframing the Role of the Media. Willey-Blackwell Pub.

Meisner, M. (2015). Environmental Communication: What it is and Why it Matters. International Environmetal Communication Association, 1–2. https://doi.org/10.1016/S1353-4858(14)70050-9

Purba, K. F. et al. (2020) ‘Technical efficiency and factors affecting rice production in tidal lowlands of south sumatra province Indonesia’, Potravinarstvo Slovak Journal of Food Sciences, 14(February), pp. 101–111. doi: 10.5219/1287.

Lestari, P., Kusumayudha, S., Paripurno, E., & Ramadhaniyanto, B. (2016). Komunikasi Lingkungan untuk Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Sinabung. Jurnal ASPIKOM, 3(1), 56-64. doi:http://dx.doi.org/10.24329/aspikom.v3i1.98

Ramadhani, F., Lakitan, B. and Hasmeda, M. (2018) ‘Decaying Utricularia-biomass versus soil-based substrate for production of high quality pre-transplanted rice seedlings using floating seedbeds’, Australian Journal of Crop Science, 12(12), pp. 1983–1988. doi: 10.21475/ajcs.18.12.12.p1406.

Sakir, I. M. (2021). Model Komunikasi Lingkungan pada dalam Penerapan Sistem Pertaniian Rawa Lebak di Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan.

Sakir, I. M., Sriati, Saptawan, A., & Juniah, R. (2020). Sejarah Persemaian Padi Terapung Sebagai Kearifan Lokal Etnis Ogan Mengelola Rawa Lebak. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal Ke-8 Tahun 2020, 1179–1188.

Sugiyono, & Lestari, P. (2021). Metode Penelitian Komunikasi (kuantitatif, Kualitatif, dan Cara Mudah Menulis Artikel pada Jurnal Internasional). Bandung: ALFABETA.

Sutowo, I. R. (2020). Komunikasi Partisipatif dalam Pengembangan Kewirausahaan Sosial di Pandeglang, Banten. EXPOSE, 3(1), 21–43.

Syahputra, F., & Inana, I. Y. (2019). Prospek Lahan Sawah Lebak untuk Pertanian Berkelanjutan di Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Indonesian Journal of Socio Economics, 1(2), 109–114.

Wahyudin, U. (2017). Strategi Komunikasi Lingkungan dalam Membangun Kepedulian Masyarakat Terhadap Lingkungan. Common, 1(2), 130–134.

West, Richard and Lynn H.Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi, Analisis dan Aplikasi. Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika.

Yenrizal, Rahmat, A., Bajari, A., & Iskandar, J. (2015). Makna Simbolik Sawah di Masyarakat Pedesaan Tinjauan Komunikasi Lingkungan pada Masyarakat Semende Darat Tengah Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Jurnal Ilmu Sosial Dan Politik Kawistara, 5(3), 221–328.