PROGRAM “PEMBATASAN PENGGUNAAN SMARTPHONE PADA ANAK” DI RW 18 LELES, CONDONGCATUR, YOGYAKARTA
Main Article Content
Abstract
Kehadiran media baru (internet) dan gadget (perangkat elektronik seperti smartphone, tablet, laptop maupun perangkat elektronik pintar lainnya) memunculkan generasi digital natives. Generasi digital natives (now generation atau generasi digital) adalah sebuah generasi yang lahir mulai tahun 1990 yang tinggal dan hidup dikelilingi oleh perangkat teknologi canggih seperti komputer, video games, digital music players, video cams, telepon seluler, mainan dan alat canggih lainnya dan menggunakananya dalam kehidupan sehari-hari (Prensky, 2001:1-3).Tingginya penggunaan internet melalui smartphone pada anak berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental anak. Untuk mengatasinya Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) RW 18 Kampung Leles, Sleman, Yogyakarta memiliki program pembatasan penggunaan smartphone pada anak. Kampung ini telah merintis program tersebut sejak tahun 2015 dan sudah mendapatkan partisipasi aktif dari masyarakat (Syambudi, 2018).
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kualitatif dengan studi kasus tunggal dari Robert K Yin (2018). Kerangka teori yang digunakan adalah teori komunikasi interpersonal dalam kampanye sosial dan teori komponen komunikasi dari Lasswell dengan memfokuskan pada karakteristik komunikator, pesan, dan jenis saluran komunikasi yang digunakan.
Kegiatan dalam pembatasan penggunaan smartphone ini antara lain menyediakan lapangan bermain dengan menutup jalan pada jam bermain, menyediakan perlengkapan permainan tradisional dan mini perpustakaan. Sosialisasi pesan pembatasan smartphone dilakukan secara komunikasi interpersonal dari rumah ke rumah dan juga mediated communication seperti dengan stiker, mural, spanduk sepanjang jalan di RW 18. Pesan utama yang disampaikan adalah menunjukan bahaya bagi kesehatan anak jika menggunakan smartphone sejak dini (pendekatan negative). Komunikator yang menyampaikan pesan adalah orang yang kredibel dan memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik.
Article Details
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Author (s) hold copyrights and retain copyrights of articles if the article is accepted for publishing.
- Author grant the journal, right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.
- The article and any associated published material is distributed under the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License. Public allowed to Share (copy and redistribute the material in any medium or format) and Adapt (remix, transform, and build upon the material) this journal article content.
References
Afdjani. Hadiono. (2013). Ilmu Komunikasi: Proses dan Strategi. Tangerang: Indigo Media
APJII. (2016). Hasil Survei Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2016. Diakses 19 Juni 2018 dari https://apjii.or.id/ downfile/file/surveipenetrasiinternet2016.pdf
Bryman, Alan. (2015). Social Research Methods, 5ThEdition. Oxford University Press
Grayman, Justina Kamiel. (2015). Challenging The Assumption Of Spontaneous Collective Action: Community Organizers Messages That Predict Future Collective Action. New York: Proquest
Harun, Rochajat dan Elvinaro Ardianto. (2012). Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial. Jakarta : Rajagrafindo Persada
Kemenpppa. 2018. Satgas PPA Siap Lindungi Dan Jangkau Perempuan Dan Anak Korban Kekerasan Di Daerah. Diakses 30 Juni 2019. Dari https://www.kemenpppa.go. id/index.php/page/read/29/1978/satgas-ppa-siap-lindungi-dan-jangkau-perempuan-dan-anak-korban-kekerasan-di-daerah
Littlejohn, Stephen W dan Karen A Foss, (2017). Teori Komunikasi Edisi 9. Jakarta : Salemba Humanika
Mustikawati, Ida. (2018). Pembatasan Penggunaan Gadget Pada Anak/Siswa Pendidikan Dasar (Pendidikan 9 Tahun). Majalah Ilmiah Pelita Ilmu, Volume 1 No 2 Edisi Desember 2018, hal.12-26.
Prensky, Marc. (2001). Digital Native, Digital Immigrants, Dalam On Horizon MCB University Press Vol. 9 No. 5 Oktober 2001, hal. 1-6.
Riswandi. (2013). Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Rowan, Cris. (2017). 10 Reasons Why Handheld Devices Should Be Banned for Children Under the Age of 12. Diakses 21 Juli 2018 dari https://www.huffpost.com/entry/10-reasons-why-handheld-devices-should-be-banned_b_4899218?src=sp&comm_ref= false
Shimp, Terence A. (2003). Periklanan, Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga
Soehoet. (2003). Media Komunikasi. Jakarta : Yayasan Kampus Tercinta
Suhandang, Kustadi. (2005). Periklanan, Menajeman Kiat Dan Strategi. Bandung: Nuansa
Syambudi, Irwan A. (2018). Kampung Leles Patut Dicontoh, Punya Satgas Cegah Anak Bermain Gawai dan Naik Motor. Diakses 19 Juli 2018 dari http://jogjapolitan.harianjogja. com/read/2018/07/15/512/928021/ kampung-leles-patut-dicontoh-punya-satgas-cegah-anak-bermain-gawai-dan-naik-motor-
Yin. Robert K. (2018). Studi Kasus Desain Dan Metode. Terj. Djauzi Mudzakir. Jakarta : Rajagrafindo Persada
Yusuf, A Muri. (2016). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Pengelitian Gabungan. Jakarta: Prenadamedia