KOMPONEN SMART GOVERNANCE BERDASARKAN KONSEP SMART VILLAGE

Main Article Content

Aulia Shabrinawati
Nany Yuliastuti

Abstract

Perkembangan teknologi informasi saat ini mendorong perubahan di berbagai sektor, sehingga pada tahun 2015, PBB menginisiasi Agenda 2030 yaitu Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Tujuan ke-11 yaitu menjadikan kota dan permukiman manusia inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, dibutuhkan kesiapan sumber daya manusia untuk mengelola sumber daya lainnya agar dapat dimanfaatkan secara efektif. Dengan dukungan teknologi informasi, Pemerintah Kabupaten Batang menginisiasi konsep smart village sesuai Perbub No. 11 Tahun 2018. Sehingga dalam penerapannya dibutuhkan kesiapan sumber daya manusia, infrastruktur, dan tata kelola yang baik. Penelitian ini dilakukan terhadap 56 desa/ kelurahan pilot project smart village di Kabupaten Batang tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk menilai penerapan komponen smart governance berdasarkan konsep smart village. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan analisis skoring. Variabel yang diteliti yaitu pelayanan publik, sistem informasi desa, dan pengelolaan dana desa. Hasilnya yaitu penerapan komponen smart governance sebagian besar masih kurang optimal (76,79%), sedangkan sisanya sudah optimal (16,07%) dan belum optimal (7,14%). Desa-desa yang belum optimal yaitu Desa Warungasem, Tumbrep, Amongrogo, dan Kandeman. Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik dengan memanfaatkan teknologi informasi, sehingga smart village Kabupaten Batang kedepannya dapat diterapkan secara lebih optimal, efektif, dan berkelanjutan.

Article Details

Section
Articles
Author Biographies

Aulia Shabrinawati, Universitas Diponegoro

Magister Perencanaan Wilayah dan Kota

Nany Yuliastuti, Universitas Diponegoro

Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota

References

Djunaedi, A., Permadi, D., Nugroho, L. E., Widyawan, Rachmawati, R., Hidayat, A., … Egaravanda, S. (2018). Membangun Kota dan Kabupaten Cerdas: Sebuah Panduan bagi Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Drobne, S., & Lisec, A. (2009). Multi-attribute Decision Analysis in GIS: Weighted Linear Combination and Ordered Weighted Averaging. Informatica, 33(4), 459–474.

Fennell, S., Kaur, P., Jhunjhunwala, A., Narayanan, D., Loyola, C., Bedi, J., & Singh, Y. (2018). Examining linkages between Smart Villages and Smart Cities: Learning from rural youth accessing the internet in India. Telecommunications Policy, 42(10), 810–823. https://doi.org/10.1016/j.telpol.2018.06.002

Fitri, R., Asyikin, A. N., & Nugroho, A. S. B. (2017). Pengembangan Sistem Informasi Desa untuk Menuju Tata Kelola Desa yang Baik (Good Governance) Berbasis TIK. Jurnal Positif, 3(2), 99–105.

Herdiana, D. (2019). Pengembangan Konsep Smart Village bagi Desa-Desa di Indonesia. IPTEK-KOM, 21(1), 1–16.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. (2017). Bupati Launching Batang Smart City dan Smart Village. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2019 dari website resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah: https://jatengprov.go.id/beritadaerah/bupati-launching-batang-smart-city-dan-smart-village/.

Peraturan Bupati Batang Nomor 11 Tahun 2018 tentang Program Pembangunan dan Pengembangan Smart Village.

Rachmawati, R. (2018). Pengembangan Smart Village Untuk Penguatan Smart City Dan Smart Regency. Jurnal Sistem Cerdas, 01(02), 12–18.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Batang Tahun 2017-2022.

Rizkinaswara, Leski . (2018). Gerakan Menuju 100 Smart City. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2019 dari website resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika: https://aptika.kominfo.go.id/2018/11/gerakan-menuju-100-smart-city/.

Santoso, A. D., Fathin, C. A., Effendi, K. C., Novianto, A., Sumiar, H. R., Angendari, D. A. D., & Putri, B. P. (2019). DESA CERDAS: Transformasi Kebijakan dan Pembangunan Desa Merespon Era Revolusi Industri 4.0. (E. A. Purwanto & D. Permady, Eds.). Yogyakarta: Center for Digital Society.

Sekarsari, R. W., & Winarno, T. (2018). Smart Kampung Sebagai Wujud Kemajuan Sistem Administrasi dan Manajemen di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. JPSI (Journal of Public Sector Innovations), 2(2), 82–87.

Sihotang, D. M. (2016). Metode Skoring dan Metode Fuzzy dalam Penentuan Zona Resiko Malaria di Pulau Flores. Jurnal Nasional Teknik Elektro Dan Teknologi Informasi (JNTETI), 5(4), 302–308. https://doi.org/10.22146/jnteti.v5i4.278

Subekti, T., & Damayanti, R. (2019). Penerapan Model Smart Village dalam Pengembangan Desa Wisata: Studi pada Desa Wisata Boon Pring Sanankerto Turen Kabupaten Malang. JPALG (Journal of Public Administration and Local Governance), 3(1), 18–28.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Supangkat, S. H., Arman, A. A., & Nugarah, I. G. B. (2015). Pengenalan dan Pengembangan Smart City. Bandung: e-Indonesia Initiatives Institut Teknologi Bandung.

Supriadi, A., Fadli H, M. N., & Malik, K. (2016). Membangun Sistem Smart Village Untuk Menciptakan. Prosiding SENTIA 2016 – Politeknik Negeri Malang, 8, 65–68.

Susanto, A., Sari, D., A., V. H., Prabowo, A., W., R. A., Mahmudah, D., … Purwaningsih. (2016). Komunikasi Dan Informatikan Indonesia Buku Putih 2016. (H. R. Sekar, A. Anggorosesar, E. A. Maranny, I. Julwendy, T. Rachmadhani, & R. Wijaya, Eds.). Jakarta: Puslitbang Sumber Daya, Perangkat dan Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Yuliastuti, N., Wahyono, H., Syafrudin, S., & Sariffuddin, S. (2017). Dimensions of Community and Local Institutions’ Support: Towards an Eco-Village Kelurahan in Indonesia. Sustainability (Switzerland), 9(2), 1–19. https://doi.org/10.3390/su9020245