Meme di Media Sosial: Analisis Semiotik Meme Haji Lulung

Main Article Content

Christiany Juditha

Abstract

Penggunaan internet yang begitu masif di Indonesia diikuti dengan banyaknya penggunaan media sosial. Hal ini melahirkan fenomena baru dikalangan penggunanya yaitu kreativitas pembuatan meme. Meme dalam bentuk gambar atau video diartikan sebagai ide, prilaku atau gaya yang menyebar dari satu orang ke orang lain melalui media sosial menjadi wahana hiburan karena sifatnya lucu, mengandung parodi dan satire. Namun juga menimbulkan masalah dimana orang menganggap segala sesuatu dapat dijadikan candaan dalam bentuk meme dan tujuannya menyudutkan pihak-pihak tertentu, apalagi jika pihak tersebut membuat sebuah kekeliruan seperti kasus Haji Lulung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran unsur-unsur semiotik pada meme Haji Lulung yang beredar di media sosial. Metode penelitian ini adalah analisis semiotik dengan pendekatan semiotik Charles Peirce (tanda, obyek dan penafsir). Hasil penelitian menyimpulkan ada hubungan yang erat antara tanda, obyek dan penafsir. Tanda (gambar) meme yang dibangun netizen menanggapi perseteruan antara Lulung dan Ahok. Obyek (makna) umumnya berisi cibiran, sindiran dan ketidaksukaan netizen terhadap Lulung dan dikemas dalam bentuk satire (humor). Sementara penafsir atau sikap (pemikiran) kreator meme dan para netizen cenderung sama. Dimana netizen umumnya menerima dan setuju dengan isi meme ini dan saling mendukung satu sama lain dan melabeli Lulung sebagai sosok yang pantas tidak disuka.

Article Details

Section
Communication

References

Abugaza, A. (2013). Social Media Politica. Jakarta: Tali. Hal. 117.

Alimecca. (2014). Geliat Visual “Meme” di Ranah Media Sosial http://news.indonesiakreatif.net/geliat-visual-meme/. diakses pada 3 Februari 2015.

Amretasari, V. D. (2015). Struktur Teks Bergambar Meme Keanu Conspiration dalam Media Sosial. Skripsi. Sastra Perancis. Universitas Gadjah Mada Yogjakarta. http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&file=283044.pdf&ftyp=potongan&tahun=2014&potongan=S1-2014-283044-chapter1.pdf diakses pada 3 Februari 2015.

Berger, P.L. (1997). Redeeming Laughter: Comic dimension of Human Experience. Berlin, Jerman: Walter de Gruyter & Co.

Blackmore, S. (1999). The Meme Machine. New York: Oxford University Press.

Dawkins, R. (2006). The Selfish Gene. New York: Oxford University Press.

Fiske, J. (2011). Cultural and Communications Studies, Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra. Hal.45.

Hasan, F. (1981). Humor dan Kepribadian. Kompas. Hal.6.

Juditha, C. (2015). Fenomena Trending Topic di Twitter: Analisis Wacana Twit #SaveHajiLulung. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik. Vol.19. No.2 Agustus 2015.

Juza, M. (2013). Internet Memes-Creation, Distribution, Social Meaning. Academic Journal Media Studies,2013, Vol. 55. p1.

Luthfi, A. (25 Februari 2015). Asal Usul Fenomena Meme Internet. Okezone.com. http://techno.okezone.com/read/2015/02/24/207/1110093/asal-usul-fenomena-meme-internet, diakses 1 Juli 2015.

Naufal. 2015. Fenomena Meme Comic dan Dampaknya Bagi Psikologis Remaja. https://naufalhf.wordpress.com/tag/remaja/. diakses 2 Juli 2015.

Ngazis, A.N. (8 Maret 2015 Ini). Meme Lucu #SaveHajiLulung yang Tersebar di Media Sosial Meme menyindir Haji Lulung terus muncul tanpa henti. Viva.co.id. http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/598605-ini-meme-lucu--savehajilulung-yang-tersebar-di-media-sosial, diakses 3 Juli 2015.

Nistanto, R.K. (26 Maret 2015). Pengguna Internet Indonesia Tembus 88 Juta. Kompas.com.http://tekno.kompas.com/read/2015/03/26/14053597/pengguna.internet.indonesia.tembus.88.juta, diakses 1 Juli 2015.

Paul, J. (2009). Meme Maps: A Tool For Configuring Memes In Time And Space. European Journal of Scientific Research ISSN 1450-216X Vol.31 No.1 (2009), pp. 11-18. EuroJournals Publishing, Inc. Fenner School of Environment and Society, Australian National University Canberra, Australia, http://www.eurojournals.com/ejsr.htm akses 3 Juli 2015.

Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKIS. Hal. 155.

Prihadi, S. D. (27 Maret 2015). Berapa Jumlah Pengguna Facebook dan Twitter di Indonesia? CNN Indonesia, http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150327061134-185-42245/berapa-jumlah-pengguna-facebook-dan-twitter-di-indonesia/, diakses 1 Juli 2015.

Pusanti, Rosa Redia dan Haryanto. (2015). Representasi Kritik dalam Meme Politik (Studi Semiotika Meme Politik dalam Masa Pemilu 2014 pada Jejaring Sosial ”Path” sebagai Media Kritik di Era Siber). Jurnal Komunikasi Massa UNS, Universitas Sebelas Maret, Vol.1 edisi 2015. ISSN: 1411-268x, http://www.jurnalkommas.com/docs/JURNAL%20ONLINE%20REPRESENTASI%20KRITIK%20DALAM%20MEME%20POLITIK_ROSA%20REDIA-D1212069.pdf, akses 3 Juli 2015.

Sachari, A. (2007). Budaya Visual Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sari, D.K, & Royke R. S. (2015). Gerakan Sosial Baru di Ruang Publik Virtual pada Kasus Satinah. Jurnal Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Jogjakarta Vol.12, No. 1, Juni 2015.Hal.105-118.

Shiftman, L. (2013). Memes in a Digital World: Reconciling with a Conceptual Troublemaker. Journal of Computer-Mediated Communication 2013, hal.362.

Wadipalapa, R.P. (2015). Meme Culture dan Komedi Satire Politik: Kontestasi Pemilihan Presiden dalam Media Baru. Jurnal Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Jogjakarta Vol.12, No. 1, Juni 2015. Hal.1-18.