Pola Komunikasi untuk Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat dalam Menyukseskan Program Swasembada Pangan

Main Article Content

Syarif Budhirianto

Abstract

Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) merupakan lembaga komunikasi nonformal di daerah mempunyai peran strategis di masyarakat, tetapi keberadaannya belum bisa mengakomodir program swasembada pangan seperti yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Hal ini karena pola komunikasi terpadu antara masyarakat dengan unsur stakeholder di daerahnya belum terbangun secara sinergis, serta belum terbangunnya kesadaran masyarakat akan pentingnya program ini. Fokus kajian ini mengungkap bagaimana pola komunikasi yang tepat untuk pemberdayaan KIM dalam menyukseskan program swasembada pangan. Tujuannya adalah terbangunnya suatu pola komunikasi KIM yang lebih baik dalam menghadapi program tersebut. Penelitian menggunakan paradigma studi kasus dengan pendekatan kualitatif, kemudian disusun suatu penguatan pola atau model komunikasi yang tepat dalam menghadapi program tersebut. Subyek penelitian adalah masyarakat dan para stakeholder setempat yang dipandang memahami masalah penelitian ini. Lokasi adalah KIM Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Cilengkrang, Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan pola pemberdayaan komunikasi KIM adalah dengan model komunikasi pendampingan yang lebih terarah dari para stakeholders dan mengembangkan komunikasi kelompok yang lebih demokratis kepada para anggotanya. Pola komunikasi linier (sinergi) secara top down dan bottom up antara KIM dengan para stakeholder yang kompeten perlu penguatan untuk memberikan pemahaman yang benar dalam berkomunikasi.

Article Details

Section
Communication

References

Griffin, EM. (2006). Communication Theory, Singapore, Mc. Graw Hill.

Guddykunst, W. B. (2003). Cross Cultural and Intercultural Communication: Introduction. In Thousand Oaks,CA. Second Edition: Sage Publication.

Hariadi. (1998). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Indardi. (2013). Komunikasi Untuk Pemberdayaan Masyarakat Tani/Communication For Empowering Farmer Community (Studi Kasus Dalam Kelompok Tani Di Desa Argorejo Sedayu, Kab. Bantul. Desertasi untuk memperoleh gelar doktor dalam ilmu komunikasi Universitas Pajajaran Bandung. Bandung).

Kemenkominfo.(2011). Jurnal Dialog Kebijakan Publik. Edisi4/November/2011. Ketahanan Pangan Dalam Perubahan Iklim Global. Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik. Direktorat Pengelolaan Media Publik.

Lionberger, HF and Paul H. Gwin. (1982). Communication strategies: Aguide for Agricultural Change Agent. USA:IPP Inc.

Mulyana, D. Solatun. (2000). Metode Penelitian Komunikasi Contoh-Contoh Penelitian Kualitatif Pendekatan Praktis. Bandung: Reaja Rosdakarya

Munthe, A.G. (1999). Hubungan antara Kemampuan Manajerial Kepala Desa dengan Peningkatan partisipasi Masyarakat dan Efektivitas Pelaksanaan Program Inpres Desa Tertinggal. Disertasi Ilmu Sosial. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.

Pace, R.W dan Faules, F.D. (2010). Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kerja Perusahaan. Bandung: PT. Rosda Karya.

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor: 08/PER/M.KOMINFO/6/2010 Tentang Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial.

Syam, N.W.(2002). Format Usulan dan Laporan Penelitan Kualitatif. Bandung: materi Kuliah.

Suhardiyono,L. (1992). Penyuluhan: Petunjuk Bagi Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Penerbit Alfabeta

Yin, R.K. (2005). Studi Kasus, Desain dan Metode, Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.